Lihat ke Halaman Asli

Naila Salma Nurkhalida

Mahasiswa HI UMY

Panduan Etika dalam Perkuliahan Daring

Diperbarui: 20 Maret 2021   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber Ilustrasi : Ecampuz

Ketika pemerintah mulai memberlakukan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), institusi pendidikan dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai perguruan tinggi mulai kelimpungan. Banyak sekolah dan kampus terpaksa harus diliburkan sementara. Tapi untunglah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan cepat mengkondisikan iklim perkuliahan yang baru, sehingga kegiatan belajar mengajar di kampus muda mendunia tetap berjalan, dengan cara dialihkan dari pertemuan tatap muka ke pertemuan daring.

Konsep pembelajaran daring sebetulnya tak baru-baru amat. Jauh sebelum situasi 'huru hara' ini berlangsung, UMY sudah siap selangkah, dimana ada yang namanya E-Learning, sebuah sistem yang dibuat untuk keperluan penugasan online. Jadi paling tidak, UMY sudah akrab dalam hal beginian.

Kemudian ikhtiar UMY semakin serius dengan menyediakan perangkat aplikasi MyKlass, lewat platform itulah mahasiswa dan dosen melakukan interaksi pembelajaran jarak jauh atau remote learning. Namun, ada sesuatu yang saya jengkelkan dari cara kuliah semacam ini. Pendeknya,  atmosfer kuliah yang berubah. Dan karena itu juga, telah memperparah kelakuan buruk para mahasiswa. Apakah itu?

Maksud saya begini, dalam usia yang menuju dewasa, kita sebagai mahasiswa harusnya  sudah selesai dengan definisi baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah, dan lain sebagainya. Mari kita rangkum dan sederhanakan itu semua dengan satu kata : etika. Berkenaan dengan hal itu, tampaknya kosa kata etika  mulai memudar dalam laku kehidupan kita di ruang virtual.

Pernyataan saya barusan bukan sekedar pepesan kosong. Tak usah jauh-jauh, ambil contoh dari cara kita dalam menjalani perkuliahan daring selama ini, banyak diantara kita yang alih-alih takzim mendengarkan penjelasan dosen, justru malah bermain game, pergi untuk keperluan lain, dan bahkan ada yang tertidur. Akui saja, dalam beberapa kesempatan kita sering menyalahgunakan fitur off cam, lalu melakukan serangkaian 'aksi' minus akhlak seperti halnya yang saya sebut di atas.

Dan yang saya yakini dari perbuatan tak patut tiru tersebut: kita pasti tahu apa yang kita lakukan merupakan hal yang buruk, tidak pantas, dan salah. Sungguh ironis ketika sesuatu yang kita sebut etika hanya berhenti di wilayah pengetahuan. Menurut saya,  kita harus beranjak dari medan kata-kata ke medan amal. Dalam arti kata lain, mari sama-sama berjanji untuk mengindahkan panduan ini. Saya percaya, sebaik-baik panduan ialah belajar dari kesalahan.

Ingat meskipun kuliah daring, ada standar moral alias etika yang harus tetap dijaga. Adab menuntut ilmu harus dikedepankan. Saya tak  mau berpanjang lebar lagi, sebab kalau boleh saya ulangi : kita pasti tahu. 

Jadi, tak perlulah saya merinci 1,2,3,4 hal untuk menjelaskan apa saja daftar kesalahan kita selama perkuliahan daring. Sekarang dengan semua daftar 'dosa' di atas---meski kecil-- tinggal bagaimana semestinya kita menginsyafi perbuatan dari hal-hal tak beretika itu.  Ayo tobat !!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline