Sumber: Watchdoc
Film dokumenter "Cerita di Balik Tempurung" yang diterbitkan di Watchdoc pada 6 Februari 2025 oleh Lagas Team dan diproduseri oleh Ilmu Komunikasi Unud, mengangkat isu penting mengenai pelestarian penyu yang terancam akibat perburuan liar dan kerusakan habitat. Dokumenter ini tidak hanya menyajikan fakta ancaman terhadap penyu, tetapi juga menggali upaya masyarakat lokal dalam menjaga kelestarian spesies ini. Film ini menyoroti pentingnya peran manusia dalam menentukan nasib spesies penyu yang populasinya semakin berkurang. Padahal, kesadaran dan partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan generasi mendatang masih dapat melihat keberadaan penyu di alam liar.
Sumber: Watchdoc
Film dokumenter ini menjelaskan peran penting penyu dalam ekosistem laut. keberadaannya sebagai membantu menjaga keseimbangan populasi ubur-ubur dan menjaga kesehatan terumbu karang. Namun, populasi penyu menurun akibat eksploitasi manusia, seperti perburuan penyu dan telur penyu secara ilegal, jaring nelayan, pencemaran laut, dan kerusakan habitat.
Film dokumenter ini juga menggambarkan aksi masyarakat lokal berperan dalam pelestarian penyu. Beberapa kelompok komunitas telah mengambil tindakan-tindakan untuk melindungi sarang penyu dengan mendirikan pusat konservasi. Mereka mengumpulkan telur penyu yang berisiko dicuri atau rusak oleh predator, kemudian menetaskannya di tempat yang lebih aman sebelum melepaskannya kembali ke laut. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian penyu juga menjadi bagian penting dalam upaya konservasi. Kesadaran masyarakat setempat bahwa penyu lebih berharga hidup di laut daripada dijual sebagai produk konsumsi menjadi kunci keberhasilan upaya yang telah dilakukan. Sehingga, film ini berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang realitas lingkungan dan mendorong partisipasi dalam pelestarian alam. Selain mengedukasi, film ini mengkritik eksploitasi sumber daya alam dan lemahnya penegakan hukum terhadap perdagangan ilegal penyu. Meskipun peraturan, praktik perburuan penyu tetap berlangsung karena kurangnya pengawasan. Meskipun sudah ada peraturan yang melarang perburuan dan perdagangan penyu, praktik tersebut tetap saja berlangsung karena kurangnya pengawasan dan adanya individu-individu yang masih melakukan penangkapan penyu demi memenuhi permintaan pasar. Film ini mengajak penonton untuk membuka mata dan merenungkan lebih dalam dampak dari konsumsi mereka terhadap lingkungan, serta menginspirasi untuk ikut ambil bagian dalam upaya pelestarian lingkungan.
Sumber: Watchdoc
Film dokumenter ini juga menggarisbawahi pentingnya peran pemerintah dalam upaya konservasi. Selain menetapkan regulasi yang lebih ketat, pemerintah juga perlu bekerja sama dengan masyarakat dan organisasi lingkungan untuk memastikan bahwa kebijakan yang dibuat benar-benar diterapkan di lapangan. Program-program edukasi dan sosialisasi juga harus terus diperkuat agar masyarakat lebih memahami pentingnya menjaga keseimbangan alam. Tanpa keterlibatan pemerintah yang lebih aktif, upaya konservasi yang dilakukan oleh komunitas lokal akan sulit untuk mencapai hasil yang maksimal.
Secara keseluruhan, "Cerita di Balik Tempurung" berperan dalam menginspirasi penonton untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan ikut serta dalam upaya pelestarian alam. Mengingat bahwa kondisi perubahan iklim saat ini sangat berpengaruh pada keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, dapat menjadi pesan setiap tindakan manusia yang berlebihan memiliki konsekuensi terhadap alam dan sudah saatnya untuk bertindak lebih bijaksana dalam mengelola sumber daya yang ada. Film ini juga menegaskan bahwa tanggung jawab menjaga ekosistem adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan individu, masyarakat, dan pemerintah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI