Maesan, 12 Agustus 2025
Pertanian di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar. Di satu sisi, kebutuhan pangan terus meningkat. Di sisi lain, praktik penggunaan pestisida kimia yang berlebihan telah menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, kesehatan manusia, hingga produktivitas tanah. Menyadari hal itu, sekelompok mahasiswa Universitas Jember yang sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pujer Baru, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, berinisiatif memperkenalkan solusi sederhana namun bermakna: pestisida nabati dari daun pepaya.
Langkah ini dikemas dalam program unggulan bertajuk BIOPELITA (Biopestisida Ramah Lingkungan untuk Petani Sejahtera). Melalui pendekatan langsung kepada masyarakat, mahasiswa berupaya memberdayakan petani agar memiliki keterampilan baru dalam membuat dan memanfaatkan pestisida alami yang lebih murah, mudah, dan aman dibandingkan pestisida kimia. Sosialisasi ini dilakukan secara langsung disalah satu rumah warga di Desa Pujer Baru, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso untuk menjangkau masyarakat sekitar posko. Kegiatan ini diawali dengan penyampian materi, demonstrasi pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya secara mandiri.
Melalui teknik pendekatan ini, tim KKN memaparkan pengertian, manfaat, jenis tanaman yang dapat digunakan untuk pestisida nabati, dan jenis hama yang dapat diatasi menggunakan pestisida nabati. Fokus utama dari kegiatan ini adalah membahas mengenai pestisida nabati dari daun pepaya. Kandungan toksik yang ada pada daun pepaya seperti papain, alkaloid, flavonoid, dan saponin dapat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Senyawa yang ada pada daun pepaya ini apabila diaplikasikan ke tanaman yang terserang hama, maka akan berpengaruh pada sistem pencernaan hama, sehingga nafsu makannya menjadi berkurang dan lama-kelamaan akan menimbulkan kematian pada hama.
Berdasarkan trial pengaplikasian yang dilakukan, menunjukkan bawa ekstrak daun pepaya yang disemprotkan pada tanaman tembakau dan jagung dapat membantu pengendalian hama kutu kebul maupun kutu daun. Penggunaan pestisida nabati daun pepaya ini minim pencemaran lingkungan karena tidak ada campuran bahan kimia, sehingga apabila pestisida ini diterapkan secara permanen tidak akan menimbulkan dampak buruk bagi tanaman, tanah, maupun manusia.
Meski demikian, penerapan pestisida nabati bukan tanpa tantangan. Daya tahan larutan umumnya tidak sepanjang pestisida kimia, sehingga perlu diaplikasikan lebih sering. Selain itu, efektivitasnya bisa berbeda tergantung jenis hama dan kondisi lingkungan. Namun, peluang pengembangan tetap besar. Jika petani bisa memproduksi secara kolektif, pestisida nabati berpotensi menjadi produk lokal bernilai ekonomi. Desa bisa membentuk kelompok tani yang mengolah, mengemas, dan memasarkan pestisida nabati ke wilayah lain.
Kegiatan sosialisasi ini ditutup dengan komitmen bersama untuk mencoba pestisida daun pepaya secara bertahap di lahan pertanian. Mahasiswa akan terus mendampingi warga hingga masa KKN berakhir. Semangat mahasiswa Unej melalui program BIOPELITA di Desa Pujer Baru memberi gambaran bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Dari sebuah daun pepaya di pekarangan rumah, lahir harapan baru untuk pertanian yang lebih sehat, murah, dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI