Lihat ke Halaman Asli

Muslifa Aseani

TERVERIFIKASI

Momblogger Lombok

Hati Yang Fitri, Hidup Serasa Terlahir Kembali

Diperbarui: 1 April 2025   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah berhari raya, juga berlibur bersama keluarga tercinta, waktunya kembali ke ruitinitas. Dokpri

Teluk Dalem, Lombok Utara. Alhamdulillah, tersampaikan juga niat saling meminta maaf dan bersilaturahmi di Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah. Meski bertepatan dengan akhir bulan dan April Mop yang umumnya dilakukan per 1 April, sirkel terdekat saya melaksanakan momen bermaaf-maafan ya sewajarnya. Layaknya masyarakat kebanyakan.

Lalu, setelah itu apa?

Juga momen lanjutan yang jamak terjadi. Kembali ke rutinitas, menyiapkan perbekalan. Rapikan berkas-berkas dokumen untuk pekerjaan administrasi. Perlengkapan belajar untuk yang masih bersekolah. Awalnya hendak sedikit napak tilas jalur-jalur pendakian gunung Rinjani, ternyata kalah oleh semangat bersih-bersih sebagian sudut rumah. Atau sempat tersambar ide, ingin decluttering isi lemari pakaian besar-besaran.

Sudah berhasil menahan diri tidak membeli baju baru, eh, alhamdulillah mendadak ditraktir baju baru. Dress batik merah maron. Dokpri

Mengapa?

Selama bekerja sejak November lalu, praktis saya hanya membawa set baju mengajar sesuai aturan sekolah. Dua setel batik, dua setel atasan putih dan baju bebas rapi di hari Jumat. Menghindari terlalu banyak barang, sekitar 7 setel baju saya padu padan saban pekan. Akhirnya, puluhan baju lainnya, relatif nganggur ya selama 6 bulan terakhir juga. Sigh...

Pagi tadi, sukses mengatasi rasa tega. Membuang kuah opor dan rendang, yang mulai terpanaskan lebih dari 2X :D. Sayur asam dan sambal. Dokpri

Persis seperti inspirasi pada judul yang saya ambil, di sekian tahun melalui momen bermaaf-maafan di lebaran, serasa menjadi manusia yang terlahir kembali. Sesempurnanya berikhtiar menjadi manusia versi terbaik, sejatinya manusia mustahil luput dari salah. Sedikit catatan hikmat yang semoga juga dialami kawan-kawan penulis Kompasiana lainnya. Diantaranya;

Pertama, hari yang fitri, atau fitrah. Lahiriahnya manusia, seolah kertas putih dan bersih tiada noda. Esensi hikmat ini, banyak dari kita biasakan berpikir positif. Saya, Anda, kita, telah sama saling memaafkan. Sepantasnya menghindari melakukan salah yang sama, pun yang lainnya. Sama juga berpikir serba baik, sebagian besar kita ke depannya mengikhtiarkan niat dan laku yang sama.

Kedua, dengan dasar sama-sama suci, sinergi melakukan apapun jadi turut terjaga bersihnya. Pekerjaan di rumah, di kantor, di kebun sawah, dan sebagainya, dimulai dengan semangat serba baru. Insya Allah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline