Lihat ke Halaman Asli

Munif Ahmad

Mahasiswa

Belajar dan Kerja di Era AI

Diperbarui: 20 September 2025   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar di Ambil dari Google 

AI di Kantong Kita: Bagaimana ChatGPT dan Teman-temannya Mengubah Cara Belajar dan Bekerja.

Bayangkan beberapa tahun lalu, kita masih ribut cari warnet buat ngerjain tugas kuliah. Hari ini? Cukup buka smartphone, ketik pertanyaan di ChatGPT, dan boom!—jawaban muncul secepat kilat. AI (Artificial Intelligence) bukan lagi sekadar bahan diskusi futuristik di film-film sci-fi, tapi sudah benar-benar ada di genggaman kita, setiap hari.

Pertanyaannya: apa sebenarnya dampak AI di kehidupan kita, terutama mahasiswa dan pekerja muda? Apakah ia teman yang membantu, atau justru pesaing diam-diam?

Dari Buku Tebal ke Chatbot Pintar

Kalau dulu mahasiswa wajib menenteng buku tebal atau fotokopian diktat, sekarang ada chatbot yang bisa meringkas puluhan halaman dalam hitungan detik. ChatGPT, Gemini, atau Copilot bukan hanya mesin pencari versi “lebih sopan”. Mereka mampu berdialog, memberi contoh, bahkan menulis esai.

Misalnya, ketika seorang mahasiswa ekonomi kebingungan dengan teori Keynes, AI bisa langsung menjelaskan dengan analogi sederhana: “Bayangkan negara itu seperti rumah tangga, kalau pengeluaran seret, ekonomi ikut kering.” Penjelasan yang mungkin butuh satu bab buku, bisa dipadatkan jadi obrolan ringan.

Tentu saja, bukan berarti kita harus berhenti membaca buku. AI justru bisa jadi jembatan—membuka jalan menuju pemahaman, lalu kita melanjutkan eksplorasi lebih dalam.

AI sebagai “Asisten Pribadi Gratis”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline