Kalau kita bicara publikasi di jurnal bereputasi seperti Scopus, banyak orang langsung membayangkan penelitian dengan alat super canggih, laboratorium berteknologi tinggi, dan dana riset yang melimpah. Pertanyaannya, bagaimana kalau kita tidak punya semua itu? Apakah peluang kita langsung hilang?
Tidak juga. Justru di sinilah kearifan lokal bisa menjadi "senjata rahasia" yang membuat riset kita menonjol.
Kenapa Kearifan Lokal Penting?
Bayangkan kita ikut pertandingan. Kalau lawan kita adalah peneliti-peneliti dari negara maju dengan fasilitas kelas dunia, dan kita memilih bertarung di jalur yang sama, peluang menang tentu tipis. Tapi kalau kita memilih jalur berbeda, sesuatu yang mereka tidak punya, kita bisa unggul.
Indonesia punya modal besar: kekayaan hayati, kebudayaan, adat, pengetahuan tradisional, sampai potensi unik di tiap daerah. Semua ini tidak bisa mereka tiru. Inilah yang disebut uniqueness, nilai jual yang membuat artikel kita dilirik oleh editor jurnal.
Rahasia Nilai Sebuah Artikel
Artikel ilmiah itu pada dasarnya adalah cara kita menuangkan gagasan. Kalau dulu ide ditulis di prasasti, sekarang kita menaruhnya di jurnal. Yang penting: gagasan harus kuat, dan data berfungsi untuk memverifikasinya.
Ada dua hal yang menentukan nilai gagasan:
Novelty: kebaruan ide kita.
Kontribusi: manfaat nyata riset bagi ilmu pengetahuan atau kehidupan.
Kalau dua-duanya tinggi, itu luar biasa. Tapi kalau salah satu kurang, pastikan yang lain menonjol.
Jangan Lupa Presentasi Artikel
Sayangnya, banyak penelitian bagus gagal terbit bukan karena idenya lemah, tapi karena presentasi yang buruk, struktur tulisan berantakan, gambar tidak jelas, atau bahasa Inggris yang kurang tepat. Editor jurnal bereputasi itu seperti juri yang menginginkan sajian rapi di meja mereka. Jadi, tiga elemen, novelty, kontribusi, dan presentasi, harus bersinergi.