Lihat ke Halaman Asli

MUHAMMAD ADRIANSYAH

seorang broadcasting dan aktor film, mampu mendapatkan banyak sertifikat yang baik dari peran film dan untuk posisi sekarang saya sebagai mahsiswa aktif.

membangun generasi anti korupsi

Diperbarui: 19 September 2025   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: penulis 2025


Membangun Generasi Anti Korupsi
Korupsi merupakan salah satu penyakit sosial paling berbahaya yang menghambat kemajuan bangsa. Tindakan ini bukan sekadar penyalahgunaan wewenang untuk keuntungan pribadi, tetapi juga merusak kepercayaan publik, menghancurkan moral, dan memperlebar jurang ketimpangan sosial. Akibat dari korupsi sangat nyata: pelayanan publik memburuk, pembangunan terhambat, dan kesejahteraan masyarakat sulit tercapai. Maka dari itu, semangat anti korupsi harus ditanamkan sejak dini agar setiap individu memiliki kesadaran moral untuk menolak praktik korupsi dalam bentuk apa pun.

Salah satu penyebab utama korupsi adalah kurangnya integritas pribadi. Banyak orang tergoda melakukan penyimpangan karena terbiasa membenarkan pelanggaran kecil. Oleh karena itu, langkah pertama untuk mencegah korupsi adalah menanamkan nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran bukan hanya soal tidak mencuri, tetapi juga soal bersikap terbuka, tidak memanipulasi data, dan tidak mengambil hak orang lain. Jika kejujuran menjadi kebiasaan, maka ketika dihadapkan pada tanggung jawab besar, kita akan lebih kuat menolak godaan penyalahgunaan wewenang.

Selain itu, membangun budaya transparansi juga penting. Setiap kegiatan yang menyangkut tanggung jawab, baik dalam organisasi, pekerjaan, maupun kehidupan sehari-hari, harus dijalankan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. Transparansi akan mempersempit peluang penyimpangan karena setiap tindakan bisa dilihat dan dinilai oleh orang lain. Sikap terbuka ini harus dibarengi dengan akuntabilitas, yakni kesediaan untuk mempertanggungjawabkan setiap keputusan yang diambil.

Langkah berikutnya adalah berani berkata “tidak” terhadap ajakan atau tekanan untuk berbuat curang. Banyak orang terjerumus dalam korupsi bukan karena niat jahat, tetapi karena takut menolak atau ikut-ikutan lingkungan. Padahal keberanian menolak adalah bentuk integritas yang sesungguhnya. Kita harus mampu berdiri pada nilai yang benar meskipun menghadapi tekanan dari orang sekitar.

Selain itu, penting juga untuk meningkatkan pengetahuan tentang etika dan hukum. Seseorang yang paham dampak buruk korupsi dan risiko hukumnya akan berpikir panjang sebelum melakukannya. Pendidikan tentang anti korupsi harus dimulai sejak sekolah agar generasi muda tumbuh dengan kesadaran bahwa korupsi merugikan semua pihak dan bukan jalan pintas menuju kesuksesan.

Terakhir, kita perlu menciptakan lingkungan yang saling mengawasi dan mendukung. Lingkungan yang terbuka, saling mengingatkan, dan tidak segan melapor jika ada penyimpangan akan menjadi benteng kuat melawan praktik korupsi. Dengan begitu, ruang bagi korupsi akan semakin sempit, dan kepercayaan antaranggota masyarakat dapat terjaga.

Mencegah korupsi bukan hanya tugas aparat penegak hukum, tetapi tanggung jawab seluruh warga negara. Dengan menanamkan kejujuran, transparansi, keberanian, dan rasa tanggung jawab dalam diri, kita bisa menjadi bagian dari generasi yang bersih dan berintegritas. Jika setiap individu memulai dari diri sendiri, maka Indonesia yang bebas korupsi bukanlah hal yang mustahil.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline