Lihat ke Halaman Asli

Lukasyah

Catatan Sebelum Mati

Balada Para Penempuh, Cari Macam Pembenaran, Ujung-Ujungnya Karena Cinta (Nafsu)

Diperbarui: 5 Mei 2023   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebelum mulai kepada inti, saya ingin mendisclaimer terlebih dahulu. Ini adalah isu yang sudah lama ingin saya tulis, melihat realitas yang didominasi oleh subjektifitas, tentunya memuakkan isi kepala, mata, telinga, dan indra lainnya.

Oke, langsung saja masuk kepada inti.

Ada suatu pepatah, entah dari siapa dan dari mana, namun sangat membenak dalam isi kepada saya. Begini katanya.

"Manusia itu bebas memilih, namun tidak bisa memilih konsekuensi atas apa yang ia pilih"

Bagi saya, pepatah ini sangat mengajarkan tentang keteguhan akan komitmen. Komitmen untuk mau berkonsekuensi atas apa yang dipilih.

Menempuh jalan benar atau salah adalah pilihan, karna Tuhan pun tidak pernah memaka. Toh, kita memiliki freewill untuk menetukan.

Namun, balik lagi, dalam setiap pilihan harus selalu berpaketan dengan konsekuensi yang akan dihadapkan.

Yang memuakkan dalam hal ini adalah, segelintir orang yang tidak gentle dalam memilih sehingga mencari macam-macam pembenaran. Apalagi pembenaran yang dibangun, adalah dalam rangka kekalahan dirinya oleh cinta (nafsu).

Muda cinta-cinta, tua kaya raya, mati masuk surga, bukankah itu adalah pembenaran yang hakiki?

Dalam ilmu psikologi, pembenaran didefinisikan sebagai: "Tindakan yang dilakukan oleh manusia untuk menciptakan berbagai alasan demi membenarkan perilaku yang ia perbuat, atau pemikiran dan ide yang ia usulkan. Dan itu ia maksudkan untuk seakan-akan menjadi sebab hakiki dari apa yang lakukan dan ia usulkan tersebut."

Dalam islam, pembenaran tentu adalah tindakan yang tidak dibenarkan. Pasalnya, pembenaran adalah upaya untuk menutupi kenyataan bahwa dirinya lemah untuk menempuh perjalanan hasil apa yang dia pilih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline