Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Akbar

profil ini asli

Program Kampus Mengajar sebagai Upaya Pendampingan Guru Menghadapi Pandemi

Diperbarui: 4 Oktober 2021   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar pada dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan seperti biasanya karena adanya pembatasan kegiatan sosial akibat pandemi ini. Pembelajaran pun yang biasanya dilakukan secara tatap muka, kini menjadi tatap maya, atau dikenal juga dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Dengan metode pembelajaran yang baru, maka dibutuhkan adaptasi dalam berbagai aspek. Mulai dari kebiasaan, kurikulum, serta adaptasi terhadap teknologi. Namun sayangnya, adaptasi tersebut tidak berjalan mulus di setiap sekolah, guru, maupun peserta didik. Ada beberapa sekolah yang mampu beradaptasi dengan baik. Namun tak sedikit yang gagal beradaptasi.

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan atau Kemdikbud (yang sekarang menjadi kemdikbudristek) mengadakan sebuah program bernama kampus mengajar. Kampus mengajar merupakan program bagi mahasiswa untuk melakukan pendampingan guru-guru di sekolah untuk bisa beradaptasi dengan kondisi pandemi. Pada program kampus mengajar angkatan 1, ada tiga fokus program yaitu adaptasi teknologi, membantu administrasi, serta membantu pembelajaran literasi dan numerasi. Program tersebut berlangsung selama 3 bulan lamanya.

Dalam program ini penulis (Muhamad Akbar) ditempatkan di SDN 02 Cibinong yang beralamat di Jalan HM Asyari No.42, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Dalam penerjunan, mahasiswa yang berjumlah 7 orang didampingi oleh seorang dosen pembimbing. Rekan penulis berasal dari berbagai kampus, mulai  dari Iniversitas pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Pancasila, , Universitas Islam Bandung, hingga Universitas Pakuan Bogor. 

Selain asal kampus yang berbeda, prodi dari masing-masing mahasiswa pun beragam. Beberapa merupakan mahasiswa dari program studi pendidikan, sedangkan sebagian lainnya berasal dari program studi ilmu murni. Latar belakang mahasiswa yang berbeda-beda ini diharapkan dapat menimbulkan kolaborasi dan dampak baik bagi pendidikan Indonesia.

Kondisi kegiatan belajar mengajar di SDN 02 Cibinong secara secara umum dapat dibilang berjalan dengan lancar. Namun karena berbagai keterbatasan, menyebabkan terjadinya beberapa masalah. Seperti pemahaman peserta didik yang kurang maksimal, kebosanan ketika belajar, dan lainnya. Hal tersebut disebabkan kurangnya guru menguasai teknologi pembelajaran jarak jauh. Kondisi seperti ini diharapkan dapat berubah melalui program kampus mengajar.

Dalam program ini, penulis melakukan berbagai kegiatan adaptasi teknologi mulai dari pendampingan dan pengenalan software zoom meeting,  hingga membantu pembelajaran jarah jauh dengan WA. 

Dalam adaptasi teknologi ada beberapa hambatan yang dihadapi yaitu kepemilikan gawai yang terbatas, tidak semua peserta didik memiliki gawai sehingga menyulitkan pembelajaran jarak jauh. Selain adaptasi teknologi, penulis juga melakukan asistensi mengajar. Asistensi mengajar merupakan pengalaman yang sangat unik dan menarik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline