Lihat ke Halaman Asli

muhalbirsaggr

Guru sekaligus Operator/telah menulis Buku Antologi Jejak Pena dan Lukisan Rasa

Mama

Diperbarui: 13 Agustus 2025   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mama (M.2025)

Mama
Karya: Muhalbir

Kau adalah matahari yang tak pernah padam
Meski siangmu habis untuk menerangi
Di tengah badai kau tetap tenang dan diam
Menjaga kapal kecilku tetap berlayar pasti

Doamu bagai angin yang mendorong layar
Membawaku jauh dari gelombang berbahaya
Meski arus hidup sering mengguncang sabar
Kau tak berhenti menjadi pelindung setia

Air matamu adalah hujan penyembuh luka
Yang jatuh diam-diam di balik malam gelap
Cintamu seperti samudra tanpa batasnya
Tak pernah kering meski waktu menangkap

Kau korbankan cahaya mimpimu sendiri
Agar sinarku dapat menyinari dunia
Menyulam harapan dari benang tak pasti
Hingga jiwaku kokoh tanpa rasa sia-sia

Saat genting, kau hadir seperti pelindung langit
Menahan badai agar tak menyentuhku
Kau berdiri gagah, tak pernah menyingkit
Meski hujan deras menguji langkahmu

Senyummu adalah jembatan menuju tenang
Yang ku lalui saat duniaku runtuh
Pelukanmu bagai rumah yang lapang
Tempat semua resahku luruh

Kau bagai mercusuar di ujung samudra
Memanggilku pulang dari gelapnya malam
Cahaya cintamu tak pernah sirna
Menuntun hatiku ke arah yang dalam

Mama, kau adalah ayat yang tak terhapus
Tertulis indah di kitab hidupku
Mengajarkanku bahwa cinta yang tulus
Adalah kau---tanpa syarat, tanpa ragu

Bila kelak kemenanganku terukir nyata
Itu adalah doa yang kau titipkan
Kan ku bawa namamu selamanya
Sebab surga pun di telapak kakimu diberikan

Makassar, 13 Agustus 2025

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline