Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Terkejut Melihat Artikel Lama di Kompasiana

Diperbarui: 24 September 2025   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar artikel lama di Kompasiana (Dokumentasi Pribadi)

Sebenarnya lansia macam diriku gak boleh terkejut. Kuatir jantung copot, sebab tampuknya sudah setipis rambut. Paling tidak, aku bisa ambruk ke lantai lalu kepala benjut.

Halah, bicara resiko hidup lansia aja puitis segala. Tapi, sekadar gosip saja, peri hidup lansia ini yang luput dari puisi-puisi Ayah Tuah. Sebab dia ngeyel menolak menjadi tua, hanya karena di luar sana banyak mamah muda. 

Beginilah lansia. Omongan bisa keluar rel tanpa diduga. Anjlok, kawan!

Ikhwal pasal terkejut itu, tadi subuh aku iseng browsing artikel lama di akun Kompasianaku. Nah, ketemulah artikel "Senang Walau Merugi Jajal Kereta Banyubiru dari Solo ke Semarang" (K. 24 Juni 2923). Artikel itu berkisah tentang ..., eh, baca ndiri aje, napeh.

Terkejutku berkenaan dengan jumlah pembacanya (views). Per pagi ini, Rabu 24 September 2025, jumlah pembacanya sudah mencapai 23.933 unit views. Seingatku, jumlah pembacanya baru sekitar 2.000-an unit views saat naik menjadi Artikel Utama -- dua hari setelah tayang.

Jadi dalam tempo dua tahun, jumlah pembacanya melonjak sekitar 1.097 persen, dari 2.000 ke 24.000 unit views (pembulatan). Luar biasa, kan? Indonesia sudah merdeka 80 tahun, tapi belum pernah bisa mencapai angka pengurangan kemiskinan sebesar itu. Ini pembandingan ngawur, sih.

Berkaca pada artikelku, bisalah kukatakan tulisan-tulisan di Kompasiana itu bukan nisan literasi. Mereka bukan sekadar judul penanda bahwa "di sini telah beristirahat dengan tenang sebuah artikel". Ternyata banyak orang yang mengunjungi artikel itu dan "berbincang" dengannya. 

Motif pembaca macam-macamlah. Ada yang sekadar ingin mendapat pengetahuan dan pemahaman baru. Ada pula yang mencari inspirasi entah untuk apa. Bahkan ada untuk rujukan skripsi -- ada beberapa orang  yang minta diskusi denganku. Tapi ada juga yang kebetulan tercemplung ke satu artikel, semacam gak sengaja nginjak tahi kebo, ya sudah, nikmati saja.

Apa yang mau kubilang, dalam kasus artikelku di atas, sebuah tulisan di Kompasiana ternyata bisa menjangkau sebegitu banyak orang. Bayangkan, lewat tulisan itu aku telah mewartakan kereta api Banyubiru kepada 24.000 orang. Itu kan promosi gratis untuk KAI, ya. Tapi jangankan mendapat ucapan matur nuwun dari KAIaku malahan rugi Rp 80.000 naik Banyubiru itu. Balikin duit gue kek, Pak Dirut KAI.

Eh, itu bercanda saja. Namanya juga lansia, susah melupakan kerugian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline