Lihat ke Halaman Asli

Moh Imamul Haromain

Mahasantri Ma'had Aly Darul Ulum Jombang

Hidup dengan Ihsan

Diperbarui: 11 Oktober 2025   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Kebaikan (Sumber: unsplash.com/DESKI JAYANTORO )

Telaah Konsep Ihsan pada QS. Al-Baqarah Ayat 195 dalam Tafsir Hidayatul Qur'an Karya KH. M. Afifuddin Dimyathi, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.


Pendahuluan -- Ihsan Sebagai Puncak Kesempurnaan Ibadah

Dalam ajaran Islam, terdapat tiga pondasi utama yang membentuk kesempurnaan hidup seorang mukmin: iman, Islam, dan ihsan. Ketiganya saling melengkapi --- iman meneguhkan keyakinan dalam hati, Islam menuntun amal lahiriah, dan ihsan menghadirkan keindahan serta kesungguhan batin dalam beribadah.

Ihsan menjadi puncak tertinggi dari perjalanan spiritual seorang hamba. Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadis Jibril bahwa ihsan adalah "Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya; jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu." (HR. Bukhari Muslim). Nilai ihsan inilah yang menjadi ruh dari QS. Al-Baqarah ayat 195.

:

Artinya: "Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik."

Jika kita baca ayat ini, maka kita akan menemukan 3 poin yang menjadi prinsip utama;

  • Berinfak di jalan Allah,
  • Menjaga diri dari kehancuran,
  • Berbuat ihsan.

Nah, mari kita kupas satu persatu melalui penjelasan KH. M. Afifuddin Dimyathi dalam tafsirnya;

: : [: ]. : [: ].

: [: ] .

 

Berinfak di Jalan Allah: Bukti Keimanan yang Hidup

Allah Ta'ala berfirman:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline