Pengaruh dari Eksitensi Pasar Kliwon Kudus bagi Masyarakat KudusPasar Kliwon Kudus merupakan pasar tradisional yang terletak di Kota Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Pasar Kliwon Kudus ini sudah berdiri sejak Masa Orde Lama, yakni pada tahun 1960-an dan masih terus beroperasi hingga sekarang, kemudian menjadikannya sebagai salah satu pasar tertua di Indonesia.
Pasar ini buka pada setiap hari Kliwon dalam kalendar Jawa yang terdiri dari lima hari dan berulang setiap 35 hari. Pasar ini menjadi pusat perdagangan dan aktivitas ekonomi di wilayah Kota Kudus dan sekitarnya. Pasar Kliwon Kudus memiliki nilai-nilai budaya dan sejarah yang harus dijaga dan dilestarikan agar dapat terus menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Oleh karena itu, harapan diterapkannya konsep konservasi sosial budaya dapat menjaga keberlangsungan Pasar Kliwon Kudus
Konsep konservasi sosial budaya mengacu pada upaya menjaga dan melestarikan nilai-nilai, budaya, dan tradisi, serta praktik-praktik sosial yang ada di dalam masyarakat, seperti keragaman produk lokal yang diperjual-belikan di pasar, menawarkan barang dengan suara keras dan menyebutkan harga dengan gaya yang khas, dan hubungan antara pedagang dan pembeli.
Hal ini dapat mencerminkan nilai-nilai yang diterapkan oleh masyarakat Kudus yang menghargai tradisi dan kebiasaan yang telah diwariskan oleh leluhur mereka. Dengan menerapkan konsep konservasi sosial budaya, eksistensi dari Pasar Kliwon Kudus dapat terus ada dan dapat menjadi pusat perdagangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pasar Kliwon Kudus di dalamnya terdapat berbagai ragam jenis produk seperti bahan makanan, pakaian, barang antik, makanan khas, dan kerajinan tangan yang semuanya diproduksi oleh warga setempat. Oleh karena itu, pasar ini memiliki peran yang penting untuk mempertahankan keanekaragaman produk dan budaya di Kudus.
Selain itu, Pasar Kliwon Kudus juga menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya di Kota Kudus. Beberapa acara budaya, seperti pameran, pertunjukan seni, dan pentas seni yang biasa diadakan di pasar ini. Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Kliwon Kudus bukan sekedar hanya tempat untuk berbelanja, tetapi juga sebagai tempat yang memiliki peran penting dalam mempertahankan tradisi dan budaya lokal.
Salah satu cara konservasi sosial budaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlangsungan Pasar Kliwon Kudus adalah dengan mempromosikan produk lokal, pasar ini menjual berbagai produk tradisional, seperti kerajinan tangan, batik, da dan menjaga praktik jual beli yang adil, dan makanan khas Jawa Tengah. Penting untuk mempertahankan produk-produk lokal yang dijual di Pasar Kliwon, produk-produk ini termasuk bagian dari kekayaan budaya setempat dan menjaga mereka supaya terus terjaga adalah upaya penting dalam konservasi sosial budaya.
Dengan membeli produk lokal, konsumen dapat membantu ikut untuk mempromosikan industri lokal dan memberikan penghasilan kepada para pedagang dan produsen setempat. Selain itu, Pasar Kliwon Kudus juga dapat menjaga keberlangsungan produk lokal dengan cara memberikan pelatihan kepada pedagang dalam membuat produk-produk berkualitas dan menarik. Kemudian cara konservasi sosial budaya yang selanjutnya, yaitu dengan menjaga praktik jual beli yang adil.
Praktik ini penting untuk memastikan bahwa semua pedagang dan pembeli di pasar merasa diperlakukan dengan adil dan tidak ada yang dirugikan. Cara ini sekaligus dapat mempertahakan hubungan antara pedagang dan pembeli, hubungan yang baik antara pedagang dan pembeli merupakan salah satu nilai sosial yang perlu dijaga agar pasar tetap menjadi tempat yang nyaman, dan ramah, serta memperkuat kepercayaan di dalam pasar.
Selain itu, upaya untuk mempertahankan bangunan dan infrastruktur pasar juga merupakan bagian dari konservasi sosial budaya. Bangunan-bangunan pasar yang kuno dan bersejarah harus dipertahankan dan dirawat agar tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Hal ini dapat membantu menjaga keberlangsungan Pasar Kliwon sebagai tempat perdagangan tradisional yang penting. Namun, Pasar Kliwon juga menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga konservasi sosial budaya. Salah satu tantangan terbesarnya, yaitu modernisasi dan globalisasi yang dapat mengancam keberadaan pasar tradisional. Banyak warga yang lebih memilih untuk berbelanja di pasar modern atau supermarket, sehingga membuat pasar tradisional sulit untuk bertahan.