Lihat ke Halaman Asli

Mochammad Mukti Ali

CEO Global Teknik Engineering dan Rektor Universitas INABA

SpiritualPreneur: Melaksanakan Misi Tuhan dalam Bisnis

Diperbarui: 26 Juni 2025   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi SpiritualPreneur (Mukti.Dok.)

Dalam era globalisasi dan kapitalisme modern yang semakin pragmatis dan kompetitif, bisnis sering kali dipandang sebagai aktivitas yang murni materialistis, banyak pengusaha terjebak pada orientasi keuntungan semata, mengabaikan nilai-nilai sosial dan spiritual yang seharusnya menjadi dasar dalam menjalankan bisnis. Namun, paradigma ini mulai bergeser. Semakin banyak individu yang menyadari bahwa menjadi pengusaha bukan hanya soal kekayaan materi, tetapi juga tentang peran mulia dalam menjawab panggilan Tuhan dan memberi dampak positif bagi masyarakat. Spiritual Entrepreneurship, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Bill dan Mary Harrison dalam buku yang berjudul "Spiritual Entrepreneurship: Fulfilling Your God-Ordained Destiny" Tahun 2017. Konsep kewirausahaan spiritual, yakni cara berbisnis yang berpijak pada nilai-nilai iman dan ketaatan kepada panggilan Tuhan.

Makna Pengusaha Spiritual

Menurut Harrison, kewirausahaan spiritual adalah perjalanan untuk menjalankan bisnis sebagai bentuk ketaatan kepada panggilan Tuhan, bukan sekadar mengejar kesuksesan duniawi. Seorang Spiritual Entrepreneur menyadari bahwa dirinya diciptakan untuk suatu tujuan ilahi, dan bisnis yang dijalankannya merupakan salah satu cara untuk menggenapi takdir yang telah Tuhan tetapkan. Dalam hal ini, nilai spiritual seperti kejujuran, pelayanan, pengorbanan, kasih, dan integritas menjadi fondasi utama dalam mengambil keputusan bisnis.

Bill dan Mary Harrison menekankan bahwa setiap orang memiliki "God-ordained destiny" atau takdir yang telah ditetapkan Tuhan. Ketika seseorang menemukan tujuan tersebut dan menghubungkannya dengan aktivitas kewirausahaan, maka ia tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga menjadi alat transformasi sosial dan spiritual di tengah masyarakat.

Fungsi Sosial dari Pengusaha Spiritual

Kewirausahaan spiritual tidak hanya memperhatikan hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan, tetapi juga hubungan horizontal dengan sesama manusia. Dalam konteks ini, spiritual entrepreneur bertindak sebagai agen perubahan sosial yang berkomitmen terhadap keadilan, kesejahteraan, dan pemberdayaan komunitas.

Sebagai contoh, seorang pengusaha yang bergerak dalam bidang pertanian organik dapat menjalankan usahanya dengan memberdayakan petani lokal, memberikan pelatihan, serta memastikan keadilan dalam distribusi keuntungan. Ia tidak hanya menjual produk, tetapi juga membangun komunitas dan menjunjung tinggi martabat manusia. Hal ini sejalan dengan pesan dalam buku Harrison, yang menegaskan bahwa spiritual entrepreneur dipanggil untuk memberkati orang lain melalui talenta dan sumber daya yang telah Tuhan percayakan.

Menjadi spiritual entrepreneur sejati

Identitas dan Panggilan Ilahi. Setiap manusia diciptakan dengan tujuan ilahi (God-ordained destiny). Kewirausahaan spiritual dimulai dengan penemuan jati diri dan pemahaman bahwa Tuhan telah menetapkan panggilan unik bagi setiap orang. Pengusaha yang memahami panggilannya akan menjalankan bisnis bukan untuk memuaskan ego, tetapi sebagai wujud ketaatan kepada misi yang lebih besar dari dirinya sendiri. "You are not just doing business; you are doing what God created you to do." -- Harrison, 2017

Integrasi Iman dalam Praktik Bisnis. Kewirausahaan spiritual bukan berarti bisnis yang selalu berlabel "agama", tetapi bagaimana nilai-nilai agama atau spiritual diterapkan secara nyata dalam pengambilan keputusan, relasi dengan karyawan, pelanggan, dan masyarakat. Hal-hal seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan kasih menjadi nilai inti (core values) dalam menjalankan usaha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline