John Langshaw Austin adalah salah satu filsuf asal Inggris yang dikenal luas karena kontribusinya dalam bidang filsafat bahasa. Beliau lahir pada tahun 1911 di Lancaster dan menjadi salah satu tokoh penting yang memelopori pendekatan yang disebut ordinary language philosophy atau filsafat bahasa sehari-hari. Intinya pendekatan ini adalah untuk memahami makna bahasa, kita harus melihat cara bahasa itu digunakan dalam kehidupan nyata, bukan hanya dari sisi struktur atau logikanya.
John Langshaw Austin menempuh pendidikan di Balliol College, Oxford, dan menunjukkan prestasi yang luar biasa. Setelah menyelesaikan studinya, beliau mengajar di sana dan akhirnya ditunjuk sebagai White's Professor of Moral Philosophy di Universitas Oxford. Karier akademiknya terbilang cemerlang, meskipun beliau tidak terlalu banyak menerbitkan buku semasa hidup. Justru pengaruh terbesarnya berasal dari kuliah dan diskusi filsafat yang beliau adakan di Oxford, yang kemudian banyak dicatat dan disebarluaskan oleh para murid dan koleganya.
Salah satu gagasan paling terkenal dari John Langshaw Austin adalah teori tindak tutur (speech act theory), yang beliau jelaskan secara rinci dalam bukunya How to Do Things with Words (diterbitkan setelah beliau wafat, tahun 1962). Dalam teori ini, John Langshaw Austin menjelaskan bahwa saat seseorang berbicara, ia tidak hanya "mengatakan sesuatu", tetapi juga sedang "melakukan sesuatu". Misalnya, saat seseorang mengatakan, "Saya berjanji akan datang," dia tidak cuma mengucapkan kata-kata, tapi benar-benar sedang melakukan tindakan berjanji.
Selain itu, John Langshaw Austin juga membedakan antara ucapan konstatif dan ucapan performatif. Ucapan konstatif adalah pernyataan yang bisa dinilai benar atau salah, seperti "Matahari terbit dari timur." Sementara itu, ucapan performatif adalah pernyataan yang berfungsi sebagai tindakan, seperti "Saya bersumpah." Ucapan performatif ini tidak diukur dari benar atau salahnya, tetapi dari berhasil atau tidaknya tindakan itu dilakukan tergantung konteks dan kondisi tertentu.
John Langshaw Austin juga menulis karya lain yang cukup penting, yaitu Sense and Sensibilia. Dalam buku ini, ia mengkritik pandangan lama tentang persepsi yang menyebutkan bahwa semua pengalaman kita berasal dari "data indrawi" (sense-data). beliau berargumen bahwa pengalaman tidak bisa dipahami hanya dari data mentah tersebut, tapi harus dilihat dari bagaimana orang biasanya menggunakan kata-kata seperti "kelihatan" atau "seolah-olah" dalam bahasa sehari-hari.
Gaya berpikir John Langshaw Austin sangat khas yaitu teliti, hati-hati, dan sangat memperhatikan bagaimana bahasa digunakan dalam konteks nyata. beliau tidak terlalu tertarik pada teori abstrak yang rumit, tapi lebih fokus pada analisis konkret terhadap bahasa yang kita pakai setiap hari. Karena pendekatan ini, beliau sering dianggap sejalan dengan pemikir seperti Ludwig Wittgenstein, yang juga menekankan pentingnya konteks dalam memahami makna.
John Langshaw Austin meninggal pada tahun 1960 dalam usia 48 tahun karena kanker paru-paru. Meskipun hidupnya relatif singkat dan publikasi karyanya tidak terlalu banyak, pengaruhnya dalam filsafat bahasa sangat besar. Pemikirannya tentang bahasa sebagai tindakan telah menjadi dasar bagi banyak kajian lanjut dalam linguistik, komunikasi, bahkan feminisme dan teori budaya modern.
Kesimpulannya, John Langshaw Austin adalah tokoh penting dalam dunia filsafat bahasa yang membawa perubahan besar lewat pandangannya bahwa bahasa bukan hanya alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga sarana untuk melakukan tindakan. Melalui teori tindak tutur, beliau menjelaskan bagaimana ucapan sehari-hari memiliki kekuatan untuk bertindak seperti berjanji, menyuruh, atau meyakinkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI