Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Ramadhan adalah Great Training dan Syawal adalah Continuous Improvement

Diperbarui: 3 Mei 2022   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: Ramadhan is Great Training & Syawal is Continuous Improvement (by Merza Gamal)

Kita baru saja meninggalkan Ramadhan dua hari berselang, dan memasuki Syawal. Bagaimana kita sejatinya memahami Ramadhan dan Syawal tersebut dikaitkan dengan kehidupan kita?

Apabila kita mengandaikan sebuah perusahaan atau organisasi, maka bulan Ramadhan dapat dikatakan sebagai bulan pelatihan besar-besaran bagi para insan perusahaan, dan Syawal adalah bulan peningkatan kinerja setelah mendapatkan pelatihan yang intensif.

Pelatihan Ramadhan yang dimaksud adalah suatu ibadah yang berfungsi untuk memperbaiki dan mengembangkan iman, ibadah, dan akhlak orang-orang yang berpuasa agar sesuai dengan kehendak Allah.

Pelatihan Ramadhan merupakan proses sistematis dari lima rukun Islam : syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Kemudian dirangkai dengan Rukun Iman yang enam : iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada rasul-rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir. Serta dirangkai dengan Ihsan, yakni : beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, jika tidak melihat-Nya, maka Allah Maha Melihat.

Maka, hadits menyebutkan "iimaanan wahtisaaban," dengan penuh keimanan dan pengharapan akan ridha Allah.

Ketiganya, Islam, Iman, dan Ihsan, tidak dapat dipisahkan, sebagaimana diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam suatu mejelis para sahabat. (HR Muslim dari Umar).

Sama halnya dengan pelatihan perusahaan, Ramadhan sebagai bulan puasa pun bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi, produktivitas, dan performance keimanan seseorang naik ke level tertinggi, yaitu takwa (QS Al-Baqarah [2] : 183).

Sehingga dengan standar takwa itu, menjadikan seseorang memperoleh derajat mulia di sisi Allah (QS Al-Hujurat [49] 13). Di dalam istilah perusahaan bulan Ramadhan ini bagaikan sebuah moment Great Training. Setelah menjalani traning yang intensif, maka tahap selanjutnya adalah Continuous Improvement dalam meningkat kinerja. Tahapan itu terjadi pada bulan Syawal.

Secara etimologi, arti kata syawal adalah peningkatan. Hal itu merupakan target ibadah puasa. Pasca-Ramadan diharapkan orang-orang yang beriman meraih derajat ketakwaan, seorang Muslim yang terlahir kembali kepada fitrahnya, sehingga di bulan Syawal ini kualitas keimanannya mengalami peningkatan. Tidak hanya kualitas ibadah, tetapi juga kualitas pribadinya, yang selama di bulan Ramadan dilatih secara lahir batin.

Makna dan semangat peningkatan amal ini dapat dilihat dari perintah puasa di bulan ini, walaupun hukumnya sunah, tetapi sangat dianjurkan (sunnah muakkad). Setelah berlebaran pada 1 Syawal, kaum Muslim dianjurkan agar berpuasa dalam bulan Syawal selama enam hari, tidak mesti berturut-turut. Sebab, puasa tersebut amat besar pahalanya. Rasulullah bersabda,"Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan lalu berpuasa lagi enam hari di bulan Syawal, maka ia seolah-olah berpuasa selama satu tahun."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline