Lihat ke Halaman Asli

Meliana Aryuni

Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Sang Peminta

Diperbarui: 9 Februari 2021   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Wah, bunganya banyak sekali mbak Rina!" ungkap Santi tetangga sebelah Rina sewaktu berkunjung ke rumahnya.

"Boleh, minta sedikit, Mbak?" tanyanya sambil memegang aglonema merah.

"Mbak Santi mau yang mana?" tanya Rina.

"Ini lo, Mbak," jawab Santi.

"Oh, kalau yang itu saya baru punya satu, Mbak," ungkap Rina.

Sebenarnya Rina tidak pernah mempermasalahkan siapa pun meminta tanamannya. Dia baru akan memberikan tanamannya jika sudah ada tiga atau lebih anakan dari tanaman itu.

"Oh, jadi tidak boleh ya, Mbak." ungkap Santi dengan senyum yang terpaksa.

"Nanti ya, Mbak. Insya Allah kalau sudah ada anakannya

Rumah Santi dan Rina dipisah dengan tiga rumah saja. Rina memang suka menanam. Hampir semua jenis tanaman ada di rumahnya. Sepintas pintu rumahnya tidak tampak dari jalan. Rumah Rina sudah tertutupi oleh berbagai tanaman.

Kesukaan Rina pada tanaman dimulai saat dia melihat bunga anggrek yang bermekaran di batang pohon lamtoro samping rumahnya. Mas Budi, suaminya Rina memanjat pohon itu dan meletakkan anggrek merpati di depan rumahnya. Rina sangat senang saat serumpun anggrek itu berbunga, harumnya semerbak tercium sampai ke dalam rumah.

Sejak saat itu, Rina terus menambah koleksi anggreknya. Anggrek-anggrek itu didapatnya dari ngebolang ke kebun dan ada yang sengaja dibelinya di pedagang online. Namun, Rina tidak pernah membeli anggrek dengan harga yang mahal. Dia masih memikirkan kebutuhan yang bisa dipenuhi dari uang itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline