Kita berhutang pada pohon-pohon besar. Mereka memberi kehidupan lewat oksigen yang kita hirup setiap detik. Tanpa kehadiran pepohanan yang rindang, tiada makna tumpukan harta.
Tumbuhan dan pepohonan menghasilkan oksigen lewat proses fotosintesis. Setidaknya, pohon-pohon besar menyumbang 28% oksigen di bumi.
Lalu, darimana sisa oksigen lainnya?
Kadar oksigen lebih besar dihasilkan oleh plankton di dalam laut. 72% oksigen di bumi disuplai oleh plankton. Bayangkan betapa kita bergantung pada pohon dan plankton untuk bertahan hidup di bumi.
Sayangnya, pola hidup manusia yang serakah menyebabkan kerusakan parah di bumi. Pengerukan alam lewat pengundulan hutan telah merusak ekosistem darat. Di lautan, pemburuan ikan secara masif berdampak pada menurunnya ekosistem plankton.
Spesies plankton di lautan berkurang dari jumlah aslinya sekitar 100 ribuan spesies. Pembukaan lahan besar-besaran untuk mengambil emas, nikel, tembaga, dan uranium tidak hanya merusak ekosistem darat, tapi juga berdampak langsung ke habitat laut.
Pohon-pohon besar sirna dalam sekejap digantikan lahan sawit. Akibatnya, bumi semakin panas karena suplai oksigen berkurang. Secara tidak langsung, udara panas mengganggu kehidupan ribuan jenis plankton.
Setiap tahunnya ratusan atau mungkin ribuan pohon besar ditebang. Padahal, satu pohon besar yang sudah berumur mampu menghasilkan 100 ribu oksigen per tahunnya. Jumlah ini setara 274 liter per hari.
Setiap orang dewasa membutuhkan 550 liter oksigen per hari. Lalu, silahkan kalikan jumlah populasi manusia dan total pohon besar yang masih tersisa?
Pembangunan sering kali mengenyampingkan kebutuhan oksigen. Komplek-komplek perumahan dibangun asal siap tanpa konsep penghijauan. Alhasil, rumah terlihat 'indah', tapi kehilangan unsur penting kehidupan.