Di era digital saat ini, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Kemudahan akses terhadap perangkat seperti ponsel, tablet, dan komputer memberikan berbagai manfaat, mulai dari hiburan hingga pembelajaran. Namun, di balik kemajuan teknologi ini, muncul kekhawatiran akan dampak negatif penggunaan gadget yang berlebihan, terutama kecanduan. Banyak anak menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, sehingga mengabaikan aktivitas fisik, interaksi sosial, dan bahkan tugas akademik mereka. Jika tidak dikendalikan, kecanduan gadget dapat memengaruhi perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak, serta berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
Melihat maraknya penggunaan gadget yang berlebihan, yang dapat membuat anak kurang fokus dalam belajar, mengurangi interaksi sosial, serta menurunkan minat baca, Iqbal Ananda Novanto---mahasiswa jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang yang tergabung dalam Tim I KKN Universitas Diponegoro periode 2025---mengadakan program monodisiplin berjudul "Pengenalan Program Literasi 'Tachiyomi' serta Penerapannya terhadap Anak-anak Usia Dini" pada Kamis, 23 Januari 2025.
Tachiyomi adalah istilah dalam bahasa Jepang yang terdiri dari dua kata, yaitu (Tachi) yang berarti "berdiri" dan (Yomi) yang berarti "membaca." Tachiyomi merupakan kebiasaan membaca di Jepang, di mana seseorang membaca sambil berdiri di toko buku, kios majalah, dan tempat sejenisnya. Kebiasaan ini sangat populer di kalangan masyarakat Jepang karena memungkinkan mereka membaca tanpa harus membeli buku.
Kegiatan ini dimulai dengan penjelasan mengenai budaya membaca di Jepang, khususnya kebiasaan Tachiyomi, kepada siswa SDN 01 Daleman. Iqbal menjelaskan bahwa minat literasi di Jepang sangat tinggi, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Selain itu, ia juga mengedukasi siswa kelas 6 tentang bahaya penggunaan gadget secara berlebihan serta cara mengurangi ketergantungan terhadap perangkat digital.
Acara semakin interaktif dengan sesi tanya jawab antara siswa dan Iqbal. Anak-anak yang berani menjawab atau mengajukan pertanyaan mendapatkan hadiah sebagai bentuk apresiasi dan motivasi. Para siswa tampak sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Diharapkan, program ini dapat meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya membaca serta memperkenalkan mereka pada budaya literasi Jepang yang unik dan inspiratif.
Penulis : Iqbal Ananda Novanto
DPL : Dr. Nurul Imani Kurniawati, SE., MM
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI