Lihat ke Halaman Asli

Siti Marwanah

"Abadikan hidup melalui untaian kata dalam goresan pena"

Menulis Itu Ibarat Memasak Nasi

Diperbarui: 20 September 2020   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menghasilkan karya tulis yang bagus, melalui proses yang lumayan panjang  dan dibutuhkan latihan yang kontinyu dan terus menerus.Contohnya : Saat kita memasak nasi, kita jarang berpikir apakah nasi yang kita masak akan pulen, enak atau lembek seperti bubur. Kita jarang berpikir tentang proses yang dilalui petani.Padahal nasi yang kita masak itu membutuhkan banyak proses untuk bisa menjadi sepiring nasi yang siap dinikmati. Mulai dari menyemai bibit padi, menanam padi, merawatnya, kemudian panen. Setelah panen pun belum bisa langsung menjadi nasi. Ada lagi proses lanjutannya yaitu menjemur padi, menggilingnya menjadi beras, membersihkannya, memasaknya sampai matang. Barulah gabah tadi bisa kita nikmati menjadi sepiring nasi yang siap santap.

Kenapa setiap tahapan proses itu tidak menjadi beban bagi kita. Karena kita melakukannya dengan rileks, tanpa takut salah atau ditertawakan. Kita menyertakan unsur percaya diri saat memasak sehingga apapun hasilnya, kita terima dengan seyuman. Saat nasinya lembek, kita tetap nikmati sambil dievaluasi takaran airnya perlu dikurangi. Tapi kita tetap bisa menghibur diri dengan mengatakan nasi lembek ini bisa kita buat bubur ayam yang enak dengan cara menambahkan air dicampur dengan potongan ayam, pasti rasanya jadi sedap.

Begitupun dengan menulis. Menulis itu membutuhkan proses, apalagi penulis pemula seperti saya. Harus banyak latihan dan membaca karya atau tulisan orang  lain. Dari situlah kita bisa belajar banyak hal baik tentang cara merangkai kata demi kata, menemukan diksi yang tepat, penggunaan tanda baca dan masih banyak lagi.

Saat kita membaca hasil karya orang lain, agar ceritanya kita dapat ilmunya juga dapat, bisa dengan cara, saat membaca kita hendaknya memperhatikan dengan seksama semua hal, dalam arti lebih jeli dan teliti.

Pesan saya teruslah menulis walaupun menurut orang tulisan kita tidak berbobot, jelek atau apalah. Karena dari kritikan dan masukan itulah kita bisa memperbaiki diri untuk bisa menjadi lebih baik.

Jika kita setiap hari meluangkan waktu untuk menulis apa saja, tidak menutup kemungkinan kita akan mudah merangkai kata demi kata.

#jangantakutsalahkarenadarisalahkitabisamenjadibenar#




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline