Lihat ke Halaman Asli

FX Aris Wahyu Prasetyo Saris

Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Menulis Makna (60): Menjadikan Permasalahan sebagai Pembelajaran Hidup

Diperbarui: 25 Agustus 2021   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi. positive.ws

Setiap permasalahan mengandung bibit dari jalan keluarnya sendiri. (Stanley Arnold)

Permasalahan dalam hidup seringkali menjadi sandungan yang begitu hebat sehingga menghentikan seluruh aktivitas jiwa dan jatuh pada kekacauan diri yang merusak nalar dan meruntuhkan rasa. 

Banyak orang mudah mengeluh dalam permasalahan hidup yang dihadapinya hingga pada akhirnya jatuh pada rasa menyalahkan (blaming) orang lain dan situasi. 

Permasalahan menjadi sebuah momen yang begitu mengacaukan diri dan hidup sehingga akal sehat dan nurani tak mampu lagi memberikan pondasi dan pilar yang kuat untuk selalu kokoh berdiri dalam semangat memperbaiki diri dan keadaan menjadi lebih baik.

Permasalahan dalam hidup terkadang juga menjadikan pribadi membelenggu diri dalam ketidakberdayaan dan ketidakmampuan yang terjerembab dalam kegelapan seolah-olah tak mampu lagi menemukan cahaya untuk jalan keluar dalam solusi yang menguatkan.

Ada banyak pribadi tidak percaya akan dirinya sendiri bahwa mereka sesungguhnya memiliki potensi dan kemampuan untuk menyelesaikan segala masalah. 

Pemasungan akal budi, himpitan pada nurani, dan belenggu atas segala tindakan seringkali terjadi justru dalam kuasa dan kesadaran masing-masing pribadi sehingga menjadikan masalah menyelimuti seluruh hidupnya dalam kesusahan, kekacauan, penderitaan, dan bahkan ketidaklogisan.

Illustrasi. www.lifeberrys.com

Permasalahan dalam hidup juga melahirkan anarki dalam tutur kata dan tindakan sebagai usaha untuk pelampiasan jiwa yang seolah-olah menjadi solusi atas segala masalah yang ada. 

Reaksi yang begitu cepat seringkali muncul menjadi sebuah pembelaan diri atas masalah yang dihadapi, dengan sebuah harapan terbebas dari masalah itu. 

Menyalahkan orang lain seringkali menjadi senjata yang begitu kuat dalam menentukan penyebab dari masalah yang sedah dihadapi, seolah-olah kesulitan hidupnya disebabkan oleh kekacauan yang dibuat oleh orang lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline