Pola asuh ayah sangat memengaruhi perkembangan psikologis anak. Meskipun peran ibu sering kali lebih diutamakan dalam pengasuhan, peran ayah juga penting. Ayah yang tidak hadir atau pola asuh yang otoriter dapat menyebabkan anak tumbuh dengan kecemasan, ketakutan, atau bahkan pemberontakan. Sebaliknya, ayah yang hadir secara emosional dan aktif dalam kehidupan anak dapat memberikan rasa aman, kepercayaan diri, dan stabilitas emosi.
Anak menjadi lebih percaya diri untuk mengungkapkan perasaannya jika ayah berbicara dengan mereka dengan cara yang terbuka dan penuh empati. Anak-anak yang memiliki hubungan ayah-anak yang positif cenderung lebih mudah belajar keterampilan sosial dan beradaptasi dengan lingkungan luar. Selain itu, ayah dapat menjadi inspirasi dalam hal tanggung jawab, disiplin, dan penyelesaian masalah.
Namun, konsekuensi negatif juga dapat muncul jika pola asuh ayah tidak sesuai dengan kebutuhan emosional anak. Misalnya, ayah yang terlalu keras atau tidak konsisten dalam memberi aturan dapat menyebabkan anak kebingungan dan tekanan psikologis, yang dapat menyebabkan masalah perilaku seperti agresi atau penarikan diri dari lingkungan sosial. Di masa dewasa, anak-anak juga mungkin mengalami krisis identitas dan kesulitan membangun hubungan yang sehat.
Akibatnya, penting bagi setiap ayah untuk memahami peran mereka dalam perkembangan psikologis anak mereka. Membangun pola asuh yang penuh kasih sayang, konsisten, dan komunikatif dapat membantu menciptakan lingkungan yang sehat untuk tumbuh kembang anak. Anak-anak yang tumbuh dengan ayah dan ibu yang terlibat secara seimbang akan menjadi orang yang lebih kuat secara emosional dan siap menghadapi tantangan kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI