Dilema Budaya Jepang dalam Menerima Imigran India: Akankah Indonesia Jadi Alternatif
Oleh : Muhamad Alif Maulana -- Mahasiswa Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Â
Jepang tengah menghadapi permasalahan serius terkait rencana masuknya imigran dari India. Pemerintah merancang pertukaran antarmasyarakat lebih dari 500.000 orang dalam lima tahun ke depan, untuk mengisi kekurangan tenaga kerja di berbagai bidang dari industri, akademisi, hingga teknologi. Dari jumlah tersebut, sekitar 50.000 profesional India berketerampilan tinggi diharapkan dapat menutupi kekurangan tenaga kerja di bidang terkait.
Latar Belakang
Rencana ini menuai gelombang penolakan publik. Banyak warga Jepang khawatir bahwa kedatangan imigran dalam jumlah besar akan memicu guncangan sosial dan budaya di jepang. Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang sangat menjaga nilai tradisional adat istiadat serta disiplin budaya kerja.Melansir dari Netral News.Com"Media lokal melaporkan bahwa aksi penolakan berlangsung di Tokyo, Osaka, dan Yokohama. Ribuan orang turun ke jalan dengan membawa spanduk bertuliskan "Lindungi Budaya Jepang" dan "Prioritaskan Tenaga Lokal"
Kekhawatiran utama adalah arus migrasi masif dapat mengubah struktur sosial yang sudah sudah mereka buat dan pertahankan selama ratusan tahun.
Di sisi lain, pemerintah Jepang menekankan bahwa imigrasi adalah kebutuhan mendesak.Dimana negeri yang sering disebut negeri sakura itu sedang menghadapi krisis demografi serius: jumlah penduduk turun drastis menjadi sekitar 123,8 juta jiwa dan angka kelahiran pun semakin berkurang setiap tahunnya
Melansir dari Voice of America Indonesia Jumlah bayi yang lahir di Jepang turun ke rekor terendah sebesar 720.988 pada pada 2024, turun sekitar 5% dari tahun sebelumnya.
Rasio usia produktif juga terus berkurang. Industri teknologi, kesehatan, hingga konstruksi mulai kesulitan mencari tenaga kerja. Jika kondisi ini berlanjut, daya saing ekonomi bahkan eksistensi negara Jepang pun terancam.
Sementara itu, India yang berpenduduk jauh lebih banyak yaitu lebih dari 1,4 miliar jiwa tengah menikmati bonus demografi. Pasokan tenaga kerja melimpah terutama di bidang teknologi informasi (TI), dan Imigran dari India juga dianggap siap memasuki pasar global. Secara ekonomi, India menawarkan peluang besar, tetapi secara sosial, resistensi publik Jepang menandakan faktor budaya dan penerimaan masyarakat tidak bisa diabaikan.