Lihat ke Halaman Asli

sifat munafik

Diperbarui: 25 September 2025   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Munafik adalah salah satu sifat tercela yang banyak dibahas dalam ajaran agama, terutama dalam Islam. Kata "munafik" berasal dari bahasa Arab nifaq, yang berarti menyembunyikan sesuatu dan menampakkan hal lain. Sederhananya, munafik adalah orang yang tampak beriman atau baik di luar, namun hatinya menyimpan kebencian, kedustaan, dan pengkhianatan.

Sifat munafik bukanlah hal sepele. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT bahkan menempatkan orang-orang munafik pada tempat yang lebih rendah daripada orang kafir, karena mereka hidup dalam kepura-puraan. Mereka menampilkan wajah manis, ucapan lembut, serta janji indah, tetapi di balik itu ada niat buruk yang disembunyikan.

Ciri-ciri munafik sudah jelas digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: "Tanda orang munafik ada tiga: apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila dipercaya ia berkhianat." (HR. Bukhari dan Muslim). Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa sifat munafik sangat berbahaya bagi kehidupan sosial, karena merusak kepercayaan dan meracuni hubungan antar manusia.

Dampak Sifat Munafik dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, sifat munafik bisa muncul di mana saja: di lingkungan kerja, pertemanan, bahkan keluarga. Misalnya, seseorang yang berpura-pura mendukung sahabatnya, padahal diam-diam ia menjelek-jelekkan sahabat tersebut kepada orang lain. Atau seorang pemimpin yang berkata untuk membela rakyat, namun diam-diam menyalahgunakan jabatan demi kepentingan pribadi.

Perilaku seperti ini menimbulkan ketidakpercayaan, perpecahan, dan kebencian di tengah masyarakat. Hubungan yang seharusnya dilandasi dengan kejujuran dan ketulusan justru hancur karena kepura-puraan.

Anak: "Ayah, mengapa banyak orang yang kelihatannya baik, tapi ternyata menyakiti di belakang?"
Ayah: "Itulah, Nak, yang disebut sifat munafik. Mereka menunjukkan wajah ramah, tapi hatinya penuh kebohongan."
Anak: "Apakah munafik sama dengan orang jahat, Ayah?"
Ayah: "Munafik lebih berbahaya. Orang jahat biasanya terlihat jelas keburukannya, tapi munafik berpura-pura baik. Jadi sulit dikenali, namun bisa lebih melukai."
Anak: "Bagaimana supaya kita tidak jadi munafik, Ayah?"
Ayah: "Jagalah lisanmu agar tidak berbohong, tepati janji yang sudah dibuat, dan jangan pernah berkhianat. Itu cara sederhana menghindari sifat munafik."
Anak: "Berarti kalau aku berjanji sama teman, lalu aku lupa, aku bisa dianggap munafik?"
Ayah: "Jika lupa dan kemudian meminta maaf, itu bukan munafik. Tapi kalau sengaja berbohong atau ingkar, itu baru ciri munafik."

Menghindari Sifat Munafik

Untuk menghindari sifat munafik, diperlukan kesadaran diri dan kejujuran hati. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

1. Menjaga lisan. Jangan mudah berbohong, sekalipun untuk hal kecil.

2. Menepati janji. Jika berjanji, berusahalah menepatinya atau jelaskan alasan bila terpaksa tidak bisa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline