Lihat ke Halaman Asli

Marisa

Mahasiswa

Nganta Pagulok: Simbol Timbal Balik dan Penguatan dalam Pernikahan Tradisi Rantau Panjang

Diperbarui: 29 Mei 2025   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rantau Panjang Tabir, sebuah daerah yang kaya akan tradisi yang terletak di Jambi, dikenal karena berbagai upacara budaya yang berdampak pada banyak aspek kehidupan masyarakat, termasuk pernikahan. Salah satu tradisi khas yang memiliki makna penting dalam proses pernikahan di Rantau Panjang Tabir adalah "Nganta Pangulok." Tradisi ini lebih dari sekadar upacara; ia mengandung nilai-nilai mulia masyarakat setempat, seperti timbal balik, rasa hormat, dan penguatan ikatan keluarga antara kedua belah pihak pasangan."Nganta" berarti membawa atau mengantar, sedangkan "Pangulok" bisa diartikan sebagai kunjungan sebagai balasan. Dalam pernikahan, "Nganta Pangulok" adalah tradisi di mana keluarga pengantin pria mengunjungi rumah pengantin wanita setelah diadakannya "Nganta Tuo" atau akad nikah dan resepsi dari pihak pria. Tradisi ini menunjukkan bahwa semua acara di pihak pria telah selesai serta sebagai tanda penghormatan dan pengakuan atas diterimanya pengantin wanita dalam keluarga besar pihak pria.

Pelaksanaan "Nganta Pangulok" biasanya terjadi beberapa hari setelah acara resepsi di rumah pengantin pria. Keluarga pengantin pria, yang terdiri dari anggota keluarga dekat, tokoh adat, serta sanak saudara, akan membawa berbagai "buah tangan" atau hadiah. Barang-barang ini bukan hanya berupa materi seperti makanan tradisional, hasil pertanian, atau peralatan rumah tangga, tetapi juga memiliki makna tertentu yang memperkuat hubungan antar keluarga. Keluarga pengantin wanita menyambut kedatangan rombongan ini dengan hangat, dan kegiatan dilanjutkan dengan obrolan santai, saling berbagi cerita, serta menikmati hidangan yang telah disiapkan. Makna yang terkandung dalam tradisi "Nganta Pangulok" sangat dalam. Pertama, tradisi ini adalah contoh nyata dari prinsip timbal balik yang dihargai di komunitas Rantau Panjang Tabir. Setelah pihak perempuan menerima kunjungan dan pemberian dari pihak laki-laki dalam "Nganta Tuo", maka pihak laki-laki akan membalas dengan kunjungan dan membawa hadiah sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan. Proses saling memberi dan menerima ini mencerminkan keseimbangan serta harmoni dalam hubungan antar keluarga.

Kedua, "Nganta Pangulok" berperan sebagai media untuk meningkatkan hubungan silaturahmi dan memperkuat ikatan kekeluargaan antara dua pihak. Dengan adanya kunjungan ini, anggota keluarga dari masing-masing pihak mendapatkan peluang untuk saling berkenalan, berinteraksi, dan menciptakan hubungan yang baik. Ini sangat penting dalam membangun dasar yang kuat untuk kehidupan pernikahan kedua mempelai. Ketiga, tradisi ini juga berfungsi sebagai cara untuk menjaga nilai-nilai budaya dan kebiasaan lokal. Generasi yang lebih muda diberi kesempatan untuk melihat dan berpartisipasi langsung dalam acara ini, sehingga mereka dapat mengetahui arti dan signifikansi tradisi "Nganta Pangulok" dalam pernikahan adat Rantau Panjang Tabir. Dengan cara ini, tradisi ini tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga tetap hidup dan disampaikan kepada generasi yang akan datang.

Walaupun dunia terus berubah dan modernisasi membawa banyak perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, tradisi "Nganta Pangulok" yang ada di Rantau Panjang Tabir masih tetap dijaga dan dilestarikan. Ini menunjukkan betapa dalamnya akar kebudayaan dan nilai-nilai tradisional yang ada dalam masyarakat lokal. "Nganta Pangulok" bukan hanya sekadar sebuah ritual, tapi juga merupakan simbol yang mengingatkan tentang pentingnya saling menghormati, timbal balik, dan memperkuat hubungan kekeluargaan untuk menciptakan rumah tangga yang bahagia serta harmonis. Melalui tradisi ini, pernikahan tidak hanya menjadi penyatuan dua orang, tetapi juga menghubungkan dua keluarga besar yang saling mendukung dan menghormati. "Nganta Pangulok" juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi dalam konteks masyarakat Rantau Panjang Tabir yang komunal. Barang bawaan atau "buah tangan" yang dibawa oleh rombongan pengantin pria seringkali merupakan hasil bumi atau kerajinan lokal yang memiliki nilai ekonomi. Hal ini secara tidak langsung juga mendukung perekonomian masyarakat setempat dan mempererat solidaritas antar warga. Tradisi ini menjadi wadah untuk saling berbagi dan menunjukkan kepedulian antar keluarga

"Nganta Pangulok" bukan hanya sekadar formalitas adat, tetapi juga merupakan cerminan dari kearifan lokal dan pandangan hidup masyarakat Rantau Panjang Tabir yang mengedepankan harmoni sosial dan kekeluargaan. Tradisi ini mengajarkan tentang pentingnya menghargai hubungan antar manusia, menjaga keseimbangan dalam interaksi sosial, dan melestarikan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang. tradisi "Nganta Pangulok" dalam pernikahan di Rantau Panjang Tabir adalah sebuah warisan budaya yang berharga. Lebih dari sekadar kunjungan balasan, tradisi ini adalah simbol dari timbal balik, penghormatan, penguatan ikatan kekeluargaan, dan pelestarian nilai-nilai luhur masyarakat setempat. Di tengah arus modernisasi, "Nganta Pangulok" tetap relevan sebagai pengingat akan pentingnya menjaga keharmonisan hubungan antar keluarga dan melestarikan kekayaan budaya bangsa. Melalui tradisi ini, pernikahan di Rantau Panjang Tabir tidak hanya menjadi momen sakral bagi kedua mempelai, tetapi juga menjadi perayaan kebersamaan dan kekayaan budaya yang patut untuk terus dijaga dan diwariskan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline