Lihat ke Halaman Asli

MomAbel

TERVERIFIKASI

Mom of 2

Fiksi dan Fakta Diri

Diperbarui: 10 Oktober 2021   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksi dan Fakta Diri (Ilustrasi : pixabay.com/kaboompics)

Beberapa kali menulis fiksi baik puisi atau cerpen, saya pernah mendapat pesan dari teman, "Itu kamu ya? Itu cerita kamu ya? Itu beneran tidak?" Dan saya pun bingung menjawabnya.

Jadi begini, yang namanya fiksi itu sudah pasti bukan fakta. Meskipun ada unsur fakta peristiwa yang mungkin masuk ke dalam cerita. Tapi secara keseluruhan tetap saja fiksi.

Lalu mengenai fakta tentang diri penulis, itu belum tentu. Bahkan ketika menggunakan sudut pandang orang pertama alias aku.

Saya sendiri lebih suka menggunakan sudut pandang orang pertama. Disitu saya merasa dengan menjadi tokoh tersebut, saya lebih mudah bercerita sehingga lebih mengalir. Bagi penulis pemula, sudut pandang orang pertama lebih mudah.

Jadi, meski saya menceritakan tentang "aku" tapi itu bukan selalu tentang diri saya, pengalaman saya, atau kisah nyata saya!

Terkadang ide cerita acak saja. Misalnya setelah membaca berita, mendengar cerita teman, dan seterusnya.

Contoh konkritnya dalam cerpen "Mas Cerpen" (baca disini), saya menggunakan sudut pandang orang pertama. Tapi kisah itu sejatinya adalah perpaduan kisah beberapa teman saya, namun saya pakaikan atribut tokoh dia kuliah seperti saya. Aslinya dia bukan anak farmasi.

Nah, kalau ada yang mengira itu saya, berarti cerita saya bisa dinikmati dong. Hehe...

Itu adalah nikmatnya mengarang fiksi. Kita bisa bertindak sebagai dalang dan pencerita sesuai kemauan kita. Semua suka-suka penulis. Dari tempatnya, tokohnya, dan bahkan akhir ceritanya.

Jadi, buat saya fiksi adalah fiksi. Fiksi tak selalu tentang fakta diri. Lha kalau menceritakan diri itu namanya menulis diary, curcol, atau biografi.

Menulis fiksi seringkali juga merupakan kegelisahan penulis atas peristiwa yang terjado di sekitar. Kadang juga sebagai wujud kepekaan dengan kondisi yang ada. Tak jarang juga hanya untuk sekedar menghibur orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline