Lihat ke Halaman Asli

M Sanantara

Art Modeling

Gerhana Malam, Darah, dan Suara-suara yang Tak Pernah Sampai

Diperbarui: 22 September 2025   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai sobat Senja, ketemu lagi sama gue Radit di Gerhana Bulan---program spesial buat kamu yang lagi putus cinta, insomnia, butuh teman curhat, atau cuma mau dengerin kismis sampe tengah malam. Pantengin terus hanya di 207,2 YM - SENJA KISS RADIO, The Romantic and Sad Radio.

Gimana nih suasana malam di tempat Lo. Masih gerimis, masih pilu atau banjir perasaan di hati. Yang bareng selingkuhan semoga cepet ketauan; yang masih jomblo santuy aja. Malam ini, gue temenin.

Yang mau ikut gabung di obrolan malam kita bisa langsung kirim cerita, request lagu, atau salam lewat SMS di 089654059435 atau bisa banget mention ke Instagram kita di @senja_kissym.

***

Tiga detik, tiga tetes darah ibu jari Radit membercak. On-Air Light. Kegelapan menelan ruang studio, sungguh. Rindu merah. Rindu.

Otot jantungnya berkontraksi lebih cepat. Aroma lavender dan kematian menguapkan laut kenangan.

Dia menghitung mundur:

100, 91, 63, 24, -10

Bunga plastik memekik riuh ke suara-suara terdalam yang tak pernah sampai pada telinganya, dua puluh tahun lalu. Bunga itu memimpikan satu warna paling mendunia: merah. Tapi empat liter darahku bukan peta yang bisa membebaskan siapa pun.

Suasana pencernaan Radit hambar, dingin.

Ia meraih tombol tuang. Sekian jenak terperangah. Jarinya tak bisa menggerakkan mesin kopi otomatis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline