Lihat ke Halaman Asli

Suluk gamelan

Diperbarui: 3 September 2025   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hanacaraka...
Tentara langit, tentara bumi
para utusan, ksatria yang abadi dalam kisah,
Saling menjaga janji, menjaga makna.

Dotosowolo...
menyingkap rahasia:
bahwa hidup nafas adalah wayang,
Sang Dalang adalah Sang Maha.

Padhojoyonyo...
semua kembali pada asal.
Lahir menjadi tokoh lakon kemudian kembali ke kahyangan

Moghobotongo
gelap dan terang berpelukan,
seperti bayangan kelir,

seperti kidung Sunan Kalijaga
yang menyelipkan doa dalam tembang,
menyulam ilmu luhur dengan seni.

Bisikan di antara gamelan,
Wejangan dalam carita dhalang,
Jagad ini  panggung,
dan kita Tarian wayang

manusia bertemu nasibnya,
seperti aksara bertemu suara,
seperti dalang bertemu bayang,
seperti Wisnu menjelma dalam titah.

jalan lurus itu sederhana,
semua bisa melaluinya,
Nafsu dan ego
sering menutup kelir mata.

rahasia terakhir tersimpan,
di balik aksara, di balik sukma.
Seperti Aji Saka mewariskan huruf,
bukan sekadar tulisan---
tetapi cermin perjalanan jiwa.

Dan kita...
Tokoh, pejalan yang singgah sebentar,
menyimak dalang memainkan semesta,
tertawa, menangis, lalu pulang
ke dalam sunyi yang abadi.

Jejak aksara pertama,
bisik leluhur tentang asal mula kata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline