Lihat ke Halaman Asli

Nurfadhilah

Beramal demi ridha Allah

Keadilan yang Diinginkan

Diperbarui: 14 September 2021   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Telah lama keadilan absen di negeri ini, wajah ketidakadilan alias kezaliman semakin nyata. Hukum dan peradilan makin diskriminatif, jauh dari rasa keadilan. Setidaknya ada dua faktor penyebab ketidakadilan dan kezaliman yang terjadi saat ini. Pertama, sistem hukum dan peradilan di negeri ini sangat dipengaruhi dan dilandasi oleh sistem hukum dan peradilan Barat yang sekular.
Kedua, bobroknya mental sebagian aparat penegak hukum.

Setiap orang yang mendambakan keadilan, sudah sepantasnya berharap dan bertumpu hanya pada syariah Islam. Karena hanya syariah Islam yang adil yang bersumber dari Zat Yang Mahaadil. Allah Yang Mahaadil telah menetapkan sejumlah aturan/hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia. Orang yang melanggar aturan/hukum-Nya dinilai berdosa dan bermaksiat. Dia bisa dikenai sanksi di dunia atau diazab di akhirat.

Selain itu, sebagai Muslim kita tentu wajib meyakini bahwa hanya hukum Allah yang terbaik. Allah sendiri yang menegaskan demikian:

Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin? (TQS al-Maidah [5]: 50).

Karena itu keadilan merupakan sifat yang melekat pada Islam itu (Lihat: QS al-An'am [6]: 115). Sebaliknya, saat Islam dijauhkan, dan al-Quran tidak dijadikan rujukan dalam hukum, yang bakal terjadi adalah kezaliman. Dengan demikian keadilan dan Islam adalah satu-kesatuan. Tidak aneh jika para ulama menegaskan keadilan (al-'adl) sebagai sesuatu yang tak mungkin terpisah dari Islam.

Keadilan hanya mungkin terjadi saat Islam ditegakkan. Islam hanya mungkin tegak dengan kekuasaan. Karena itu dalam Islam, kekuasaan tentu amat penting. Tidak lain untuk menegakkan Islam. Berikutnya demi menegakkan keadilan sekaligus menolak kezaliman.

Pentingnya kekuasaan sejak awal disadari oleh Rasulullah. Inilah yang diisyaratkan oleh Allah melalui firman-Nya:

Katakanlah (Muhammad), Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara masuk yang benar dan keluarkanlah aku dengan cara keluar yang benar serta berikanlah kepada diriku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. (TQS al-Isra [17]: 80).

Alhasil, meraih kekuasaan sangatlah penting. Namun, yang lebih penting, kekuasaan itu harus diorientasikan untuk menegakkan syariah Islam secara kaffah. Hanya dengan penegakan dan penerapan syariah Islam secara kaffah, keadilan bagi semua akan tercipta. Saat keadilan tercipta, kezaliman pun pasti sirna. WalLahu a'lam.

By. Ummu Fatih II




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline