Lihat ke Halaman Asli

Lensa Karana Media

Media komunikasi Pramuka Banyuwangi

Bakti Sosial Berbagi Sembako untuk Dhuafa Warnai Kemah Bakti MAN 3 Banyuwangi 2018

Diperbarui: 10 Oktober 2018   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

BANYUWANGI, LENSAKARANA.Com - Ambalan Agung Wilis dan Sayu Wiwit Gugusdepan yang berpangkalan di MA Negeri 3 Banyuwangi, Srono mengadakan Kemah Bakti MAN (Kebaman) II Tahun 2018, Jumat hingga Minggu (5-7/10/2018).

Bertempat di Bumi Perkemahan Payaman, Parijatah Wetan, Srono melibatkan 450 peserta, yang terdiri dari anggota Pramuka Penegak, Dewan Ambalan, dan para Pembina. Kegiatan dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Banyuwangi yang diwakili Kasubag TU, Susiningsih.

"Kegiatan ini sangat istimewa, kesempatan untuk para siswa dan siswi MAN 3 Banyuwangi untuk membuktikan dan mempraktekkan secara nyata janji sebagai anggota Gerakan Pramuka yang tercantum dalam Tri Satya. Saat di madrasah, kegiatan pramuka hanya mendapat teori-teori saja, kini saatnya mempraktekkan apa yang sudah didapat di madrasah," kata Susi saat upacara pembukaan Kebaman II.

Dia berharap, semoga seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan secara maksimal dengan menjaga kesehatan.

"Semoga, semua bisa menjadi pemimpin, jadikan ini medan latihan untuk kepemimpinan. Mudah-mudahan semua bisa menjadi orang yang sukses dan juga menjadi pemimpin yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa," pesannya.

Acara ini rutin dilakukan setiap tahun, kegiatan Kebaman I bertempat di Bumi Perkemahan Sidorejo pada tahun 2017.

Qosim, Ketua Mabigus MAN 3 Banyuwangi mengatakan, kegiatan ini dinamakan Kebaman karena dua hal. Pertama, MAN 3 Banyuwangi berada di Desa Kebaman, Kecamatan Srono. Kedua, Kebaman berasal dari singkatan Kemah Bakti MAN.

"Kegiatan penegak itu ada beberapa jenis perkemahan, seperti kemah bakti, raimuna, kemah kenaikan tingkat dan sebagainya. Kami ingin menonjolkan bakti terhadap masyarakat. Ini adalah salah satu bagian Trisatya yang kedua yaitu ikut serta membangun masyarakat dan juga dasa darma," paparnya.

Dia menambahkan, kegiatan Pramuka sebagai ekstrakurikuler di sekolah tetapi harus terjun ke masyarakat untuk secara langsung mengetahui kondisi masyarakat, sekaligus ikut membantu semampu adik-adik Pramuka.

"Bantuan yang diberikan berupa mie, beras, kebutuhan pokok (sembako), dan juga kami membantu kebersihan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka pramuka sudah sewajarnya dekat dengan masyarakat. 

Dalam kegiatan ini, ada tiga hal penting, pertama yaitu melatih kedisiplinan dengan cara mendisiplinkan waktu shalat, ada lomba kreasi baris berbaris, dan juga saling menjaga tali persaudaraan. Kedua adalah mengaktualisasikan kegiatan pembelajaran baik di Pramuka maupun madrasah yaitu rela berkorban dan tabah, ditambah lagi dengan ikut serta membangun masyarakat. Ketiga, mengenal masyarakat dan lingkungan karena pada hakikatnya hal itu adalah pembelajaran yang terbaik untuk adik-adik," terang Qosim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline