Lihat ke Halaman Asli

Kakthir Putu Sali

Pecinta Literasi

Bersama Angin Malam

Diperbarui: 13 Juli 2018   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://kaltim.tribunnews.com

Angin malam masih saja mencubuiku, lewat sela jemari hingga kaki, menerobos pakaian malam tiga lapis, menampar keras pada kulit telingaku

Sungguh dingin hembusan angin malam ini, di jalanan pun laksana kota mati, tak berpenghuni, karena lelap saat bersembunyi

Angin malam goyahkan gigi, merintih dingin tiada henti, jalan merunduk tertatih, menerjang gelapnya malam nan sunyi

Angin malam terbangkan dedaunan mati, hingga kupu malam takut bersembunyi, kunang-kunang pun turut bersembunyi, seiring  desiran angin merasuk kulit ari

Ku coba bertanya kepada para ahli, atas fenomena akhir-akhir ini, namun geleng kepala yang terjadi, bahwa ini kuasa Sang Illahi

Ya sudah saja aku nikmati, walau terkadang perut seakan demontrasi, kembung laksanakan makan mie, sementara perut tak jua berkompromi

Biarlah malam ku nikmati sendiri, berdiam diri pada sudut sunyi, menanti kupu-kupu terbang menghampiri, menghibur malam hangatkan diri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline