Lihat ke Halaman Asli

Jojo Simatupang

Sarjana Pendidikan | Guru | Penulis

Kendala Bahasa Jadi Faktor Anak Kurang Berprestasi

Diperbarui: 26 November 2022   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SMP Katolik Santo Paulus, Sunter, Jakarta Utara. Dokpri

Bahasa adalah hal terpenting dalah kehidupan manusia. Oleh karena itu, sebagai makhluk hidup yang memiliki akal, maka bahasa adalah penting. Manusia memiliki kemampuan untuk mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaannya.

Menurut Plato, "bahasa adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut."

Selain menjadi media mengungkapkan pikiran dan perasaan, bahasa juga menjadi pembeda manusia yang satu dengan manusia yang lainnya atau menjadi pembeda manusia dalam kelompok sosialnya.

Menurut Ferdinand De Saussure, "bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain."

Di era modern seperti saat ini, manusia sudah mencapai 7,3 miliar orang, dari total 206 negara (193 diakui PBB dan 13 lainnya belum diakui). Di Indonesia sendiri, dilansir dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI), ada 652 bahasa daerah yang berbeda dari total 1.340 suku-suku di Indonesia.

Bahasa daerah sangat terasa kental di daerah asalnya, namun di daerah-daerah yang multikultural atau plural terasa beragam, bahkan tidak sedikit yang tidak bisa lagi berbahasa daerahnya. Hal itu disebabkan oleh migrasi dan perkawinan silang sehingga perbedaan kultur tersebut membuat keturunannya tidak jarang yang lebih kepada bahasa Indonesia, atau bahkan mengikuti hanya salah satu dari bahasasa kedua orang tuanya.

Pemenang lomba bahasa Indonesia tingkat Jakarta Utara dalam menyambut bulan bahasa. Dokpri

Di era modern ini, menjadi sebuah kebanggaan jika memiliki anak yang mahir dalam berbahasa asing, terutama bahasa Inggris. Tidak heran jika menemui anak-anak fasih berbahasa Inggris dibandingkan bahasa ibu mereka yaitu bahasa Indonesia. Padahal jika ditilik dari sejarahnya, orang-orang zaman dahulu di Sulawesi Utara contohnya. Mereka kental dengan bahasa kolonial Belanda, lestari karena masih digunakan dalam berbahasa sehari-hari.

Dalam dunia pendidikan masa kini, sekolah-sekolah umum yang bertaraf nasional tentu menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya. Di sekolah-sekolah negeri, anak-anak menempuh pendidikan dengan bahasa Indonesia secara penuh dalam pelajaran apa pun.

Bahkan, dalam pelajaran bahasa asing (Inggris, Arab, Jepang, Mandarin, Jerman, dan lain-lain) sekalipun. Ya tentu bahasa Indonesia menjadi bahasa untuk mengantar ke bahasa asing tersebut. Memperkenalkannya membutuhkan bahasa Indonesia karena dalam pikiran anak-anak, masih terpola bahasa Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline