Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Pasti Kita Sambat tentang Hari Ini

Diperbarui: 1 April 2019   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Pixabay.com/Serena Wong)

Hari-hari ini media sosial dihiasi dengan keluhan dan keluhan yang (seakan) tidak ada habisnya. Sambat, begitu mereka menamainya. Kata "sambat" sendiri diambil dari Bahasa Jawa yang artinya mengeluh.

Tetapi, lucunya, setiap sambat yang terlontar itu menjadi suatu hiburan baru. Akun anonim nksthi (Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini), misalnya, mengajak pengikutnya untuk sambat setiap hari selasa dengan menggunakan tagar SelasaSambat. Tema dan topiknya beragam, yang jelas baik itu yang ikut atau membaca jadi terhibur.

Sambat memang sifat alami manusia, psikolog Susan Albers menjelaskan kalau mengeluh itu terjadi bahkan sejak kita terlahir dengan otak yang punya bias negatif.

Tetapi, kebiasaan mengeluh ternyata bisa mendatangkan hal positif bagi diri sendiri. Robin Kowalski psikolog dari Clemson University, menyarankan beberapa langkah yang tepat agar emosi terjaga dan terbebas dari masalah yang mengganggu pikiran.

Sebagai contoh, kegiatan sambat bisa dilakukan dengan menggunakan kalimat yang positif seperti menggunakan fakta dan sampaikan secara diplomatis. Sebab, penggunaan kalimat positif membuat keluhan, lanjut psikolog Robin Kowalski, PhD, lebih berdampak baik bagi diri sendiri dan orang lain.

Atau begini, sambat yang baik dilakukan pada waktu yang tidak tepat akan membuat kita dianggap sebagai pengganggu. Boleh saja mengeluh, namun juga tetap perlu menahan diri, mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan keluh kesah.

Sedangkan menurut Rick Mettiew, orang yang mengeluh terdengar lemah atau menunjukkan ketidakmampuan dan ketidakpuasan.

"Ini tidak sepenuhnya benar. Dualisme juga ditemukan dalam mengeluh. Mengeluh untuk alasan-alasan positif atau perbaikan adalah benar," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline