Lihat ke Halaman Asli

Jiwa Seni dan Korelasi Filsafat

Diperbarui: 9 Agustus 2020   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: pinterkelas.com

"Jiwa seni tetapi tidak punya sudut pandang filosofis saat menjalankan praktik seni sampai kapanpun, ia tidak akan pernah dapat mengembangkan kreatifitasnya. Jalan seni melalui jalur filsafat merupakan sarana berkarya lebih menyeluruh dan mendasar sebagai seorang seniman".

Mungkin menjadi pertanyaan semua selaku serta penikmat seni bawasanya "seni" tidak hanya sebuah praktik, lebih dari itu sebagai sebuah ritus kembali kepada dirinya sendiri. 

Sebab apapun bentuk seni adalah representasi dari para seniman yang sedang menjalankan sebuah seni. Berseni dari dalam diri untuk semua jiwa yang membutuhkan seni itulah sejatinya seniman yang tidak pernah mati.

Tetapi mengapa sentuhan filsafat bagi para "seniman" menjadi penting adalah bagiamana filsafat sendiri menyajikan segudang pengetahuan. Menjalankan seni secara tidak langsung juga menjalankan suatu pengetahuan. 

Karena  dasar dari seni dan pengetahuan selamanya akan memiliki roh yang sama yakni menyinari orang-orang yang haus akan sentuhan inspirasi sebagai wadah pengetahuan manusia itu sendiri.

"Oleh karenanya ketika seni  terhayati secara benar-benar menyeluruh dan mendasar sebagai karya seni itu sendiri--- karya tersebut seakan-akan menjadi hidup. 

Saat menjadi penikmat seni, jika karya itu hidup jiwa seakan masuk didalam karya seni tersebut, meskipun karya itu hanya kerajianan tangan biasa namun aura dari karya seni dapat terlihat seolah-oleh hidup jika siapa-siapa yang membuat karya memahami inti dari suatu karya seni".

Seniman filosofi Diri Sendiri

"Saat manusia sudah berpengetahuan ia sudah tidak lagi mengunakan logikanya untuk menetukan segala sesuatunya. Manusia yang berpengetahuan saat harus mengambil keputusan, ia memutuskan dengan rasa yakni "rasa" sebagai manusia".

Maka dari itu seniman orisinil tentu paham betul mengapa dirinya harus belajar suatu acuan filosofis tersebut. Sebab memilih menjadi seorang seniman tentu dengan pertimbangan-pertimbangan yang nyentrik, nyeleneh, dan ingin hidup sesuai dengan kaidah-kaidah nyaman menjadi diri sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline