Lihat ke Halaman Asli

kkn38pasuruan

mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Inovasi dari Dapur: KKN UINSA 38 Ajak Ibu PKK Cowek Sulap Jelantah Jadi Lilin Wangi

Diperbarui: 20 Juli 2025   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa bersama Ibu PKK Desa Cowek Gelar Workshop Pemanfaatan Minyak Jelantah

Pasuruan, Jawa Timur --- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 38 dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menunjukkan inovasi luar biasa dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan limbah rumah tangga. Bertempat di Balai Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, mereka menggelar Workshop Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah yang dihadiri oleh puluhan anggota PKK dari seluruh dusun di Desa Cowek.

Workshop ini menjadi salah satu program unggulan KKN UINSA 38 dalam mengangkat tema Kesehatan lingkungan. Dalam kegiatan tersebut, para peserta tidak hanya belajar cara mengolah minyak jelantah menjadi produk bernilai jual, tetapi juga mendapatkan edukasi tentang bahaya limbah minyak goreng bekas terhadap lingkungan jika dibuang sembarangan.

"Minyak jelantah yang biasa kita buang ternyata bisa menjadi sumber masalah jika masuk ke saluran air atau tanah. Tapi di tangan kreatif ibu-ibu, minyak ini justru bisa disulap jadi lilin aromaterapi yang cantik dan wangi," ujar Maris Ahmed Azzuro, pemateri workshop sekaligus mahasiswa KKN UINSA 38.

Praktik Pembuatan Lilin Wangi

Para peserta yang mayoritas adalah ibu-ibu PKK terlihat antusias sejak awal kegiatan. Mereka mendengarkan dengan seksama pemaparan mengenai komposisi minyak jelantah, zat aditif yang dibutuhkan, pewarna alami, serta berbagai aroma yang bisa digunakan seperti lavender, sereh, atau kopi.

Setelah sesi teori, para peserta diajak langsung untuk praktik membuat lilin aromaterapi dengan pendampingan dari tim KKN. Suasana balai desa berubah menjadi hangat dan penuh semangat ketika para ibu mulai menuangkan minyak jelantah yang telah disaring ke dalam cetakan lilin, mencampurkannya dengan pewarna dan aroma pilihan.

"Awalnya saya tidak menyangka kalau minyak jelantah bisa jadi produk yang sebagus ini. Aromanya wangi sekali, bisa untuk pengharum ruangan," ungkap Bu Kartini, salah satu peserta dari Dusun Krajan. Ia juga menambahkan bahwa ilmu ini sangat berguna dan membuka peluang usaha baru bagi ibu-ibu rumah tangga.

Ketua Pelaksana KKN 38, Selma Maulidya Elsa Waly, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk edukasi, tetapi juga sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis lingkungan. "Kami berharap ibu-ibu PKK bisa mengembangkan produk ini sebagai peluang UMKM desa, karena lilin aromaterapi punya pasar yang cukup luas dan ramah lingkungan," ujarnya.

Ibu Kepala Desa Cowek, ibu Sri Handayani, turut hadir dan memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif mahasiswa KKN. "Kami sangat senang dengan kegiatan semacam ini. Selain bermanfaat secara praktis, ini juga menumbuhkan kesadaran lingkungan yang penting untuk keberlanjutan desa," tuturnya.

Menutup kegiatan, seluruh peserta membawa pulang hasil karya lilin aromaterapi buatan mereka sendiri sebagai oleh-oleh sekaligus motivasi untuk mencoba di rumah. Tim KKN juga membagikan modul sederhana berisi langkah-langkah pembuatan lilin agar bisa dipraktikkan secara mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline