Lihat ke Halaman Asli

Ang Tek Khun

TERVERIFIKASI

Content Strategist

Datsun dan Wish List yang Terjawab

Diperbarui: 22 Januari 2016   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

If I could be granted a wish, I'd shine in your eye like a jewel.
~Bette Midler

Langit temaram telah memeluk erat kota Yogyakarta saat panggilan menggema di Borobudur Lounge, Bandara Adi Sutjipto. Para penumpang Garuda Indonesia jurusan Balikpapan diminta segera naik ke pesawat melalui Pintu 3. Saya menyelesaikan teguk terakhir minuman pengantar makan malam sebelum bergegas memanggul ransel dan menyeret koper kecil menuju antrean.

GA0665 delay, dan saya mengira akan berlebihan sebagaimana penerbangan lain yang selamma ini telah dikenal publik. Itu sebabnya saya cukup berlama-lama santai di lounge yang bisa saya akses melalui penukaran 1 poin dari provider smartphone yang saya gunakan. Tapi ternyata delay-nya tidak berlarut-larut.

[caption caption="e-Tiket dan Kartu GFF Liverpool"]

[/caption]

Saya mencoba mengontak Rizky Dwi Rahmawan, salah seorang Riser asal Banyumas peserta #DatsunRisersExpedition yang berangkat dari Bandara Adi Sutjipto. Namun antrean panjang membuat kami tidak berjodoh untuk jumpa. Kami hanya saling bertukar informasi nomor kursi.

Tepat di Pintu 3, sambil menyodorkan boarding pass, saya dihadapkan pada pilihan dua koran untuk diambil dan gelaran permen untuk dijumput. Yup, sselamat datan di pembuka layanan full service Garuda Indonesia.

[caption caption="Garuda Indonesia Explore Jet - Bombardier CRJ 1000 NextGen"]

[/caption]

Berjalan dan mendekati pesawat putih dengan logo khas Garuda Indonesia, saya terkejut mendapati sosok pesawat yang akan saya naiki. Ini bukan sosok pesawat Garuda yang saya kenal. Tidak setinggi biasanya, tubuhnya pun ramping, dengan tangga pendek yang menyatu dengan pesawat.

[caption caption="Ramping mirip tipe ATR tetapi panjang setara Boeing 737-800NG"]

[/caption]

Usai menyapa "selamat malam" kepada pramugari yang menyambut, saya dihadapkan pada lorong yang lebih kecil dan barisan kursi 2-2. Clingukan memastikan nomor kursi, saya menjumpai keanehan. Di sisi kanan, penanda mencantumkan kode kursi AC dan di sisi kanan HK.

Saat duduk dan memasang sabuk pengaman, saya bergegas mencari tahu spesifikasi pesawat ini. Biasanya tercantum di bagian agak belakang majalah maskapai. Dan, jreng! Benar saja, saya memang menaiki pesawat yang bukan Boing dan juga bukan ATR. Melainkan Bombardier CRJ 1000 NextGen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline