Lihat ke Halaman Asli

Kejanggalan Krisis Keuangan Persis Solo

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ada yang janggal manajemen Persis Solo. Jika saya boleh berasumsi, entah benar atau tidak, Wallahua’lam..semoga benar dan semoga kita tidak salah dalam menuntut.

Jika saya analogikan, hubungan konsorsium dengan manajemen klub ibarat Ayah dan Anak. Semisalnya, seorang ayah memiliki 3 orang anak. Masing-masing anak diberi uang saku sama untuk jatah satu minggu. Namun, ternyata baru 3 hari, anak pertama tiba-tiba minta uang lagi. “ Pak, njuk duite meneh...!!” Dan secara otomatis karena merasa memiliki hak yang sama, anak kedua dan ketiga juga menuntut tambahan uang saku.

Sebelum memenuhi permintaan anak-anaknya, sang ayah tentunya bertanya-tanya.
“ Iki bocah-bocah ndlidis, lagi 3 ndino wis entek duite. Emange nggo ngopo wae?”

Nah, belum hilang keheranan sang Ayah, tiba-tiba sang Ayah dapat telpon dari guru sekolah anak-anaknya. Bu Guru mengabarkan jika sang anak belum membayar uang SPP.
Sang ayahpun kaget, pasalnya selama ini uang SPP tidak pernah telat. Dan mungkin karena jiwa wiraswasta sang ayah, ketegasan sang ayahpun berbicara. Ketiga anaknya dimintai pertanggung jawaban oleh sang ayah. Selama belum ada pertanggungjawaban, maka sang ayah tidak akan memberikan uang sepeserpun kepada anak-anaknya.

Nah, itu adalah gambaran yang saya dapat dari situasi krisis keuangan yang menimpa Persis Solo. Ada aliran dana tidak jelas di manajemen!! Sepertinya konsorsium melihat adanya tikus-tikus di manajemen, hal itu mungkin dilihat dari Budget yang membengkak. Tapi Budget membengkak koq justru pemain tidak gajian??? Aneh!!

Sebagai pihak swasta, konsorsium tentunya akan menstop dana sebelum tau kemana saja aliran dana tersebut. Hal itu merupakan sebuah ACTION yang biasa dilakukan sebuah perusahaan swasta jika menemukan suatu kejanggalan keuangan. Karena ibarat sepeda, roda keuangan akan berputar, jika macet, maka tidak akan dipaksakan diputar,melainkan dicari sumber kerusakan, baru diperbaiki dan diputar kembali.

Tapi kenapa tidak hanya Persis Solo saja yang telat gaji?? Ada Persebaya,ada Persema, Persibo dll?? Yah, karena seperti analogi saya diatas..Ada satu minta lagi, yang lain juga minta lagi. Penambahan dana operasional ditengah jalan karena overbudget, memerlukan waktu yg lama.

Penjualan tiket Persis Solo sekitar 50juta lebih, apalagi Persebaya?? Tapi koq Persebaya yang pendapatan tiket bahkan pernah menembus angka 1,1 Milyar juga mengalami telat gaji??

Alasan dana dipinjam timnas?? Hehe…setahu saya, tidak semudah itu mengalihkan dana Liquiditas operasional klub ke timnas. Butuh waktu yang untuk pengalihan itu. Tidak sehari dua hari, bisa sebulan lebih. Menurut saya itu alasan yang tidak masuk akal. Justru saya berfikir itu hanya alibi untuk menutupi kebobrokan manajemen.

Pernahkan manajemen membuka transparansi pengelolaan manajemen Persis?? Antara budgeting dan faktualnya, apakah seimbang atau ada miss?? Pertanggungjawaban keuangan manajemen bagaimana??

Hehe…yang saya takutkan adalah ketika kita terarah untuk mengobrak-abrik LPIS ataupun PSSI ( yang sepertinya salah tempat jika kita meminta pertanggung jawaban LPIS/PSSI perihal gaji pemain), justru inilah yang akan dimanfaatkan “tikus-tikus di manajemen” untuk membonceng kita. Ibaratnya, kita diadu sehingga kita lupa untuk melihat lebih dalam keuangan manajemen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline