Beberapa hari yang lalu saya bersama tim kerja berkesempatan mewawancara calon penerima beasiswa dari beberapa perguruan tinggi.
Catatan saya yang pertama, dari sekian ratus calon penerima beasiswa yang telah lolos seleksi awal dengan kriteria sangat ketat yang telah dilakukan oleh perguruan tinggi mitra kerja sesuai dengan yang telah disepakati, ternyata didominasi oleh adik-adik mahasiswi.
Catatan saya yang ke dua, adik-adik mahasiswi ini kebanyakan berasal dari keluarga yang secara sosial masuk dalam kategori keluarga sangat sederhana namun berprestasi tinggi dengan indeks prestasi di atas rata-rata dan sangat berkeinginan kuat untuk meneruskan pendidikan.
Catatan saya yang ke tiga, adik-adik mahasiswi ini umumnya berasal dari luar kota alias mukim sendirian di kota besar dan karena keterbatasannya, tidak memperoleh kiriman uang dari keluarganya. Mereka membiayai sendiri kuliahnya dan berupaya survive memperoleh uang dengan memberikan les privat, bekerja menjadi asisten rumah tangga, berjualan pulsa, gorengan dan pekerjaan halal informal lainnya.
Catatan saya yang ke empat, hidup serba kekurangan terbukti tidak menjadi hambatan untuk tetap dapat meneruskan study bahkan mampu berprestasi tinggi untuk menggapai cita-cita mulia.
Catatan saya yang ke lima, ternyata adik-adik mahasiswi lebih tahan terhadap tekanan, sabar, tekun dan memiliki semangat juang yang luar biasa dalam menghadapi berbagai beban hidup dan tetap menjaga motivasi untuk menyelesaikan kuliahnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI