Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

[FFA] Bawang Merah yang Bertobat dan Bawang Putih yang Baik Hati

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katedrarajawen No 202

Hayo ...siapa teman-teman yang tak tahu cerita yang sudah melegenda tentang Bawang Merah yang jahat dan Bawang Putih yang baik hati? Pasti banyak teman-teman yang sudah tahu kisahnya. Tapi tunggu dulu, ini ada cerita baru tentang kisah yang yang lebih seru pada jaman sekarang. Mau tahu kisahnya? Yuk...lanjutkan baca!

Di sebuah kompleks perumahan di pinggiran kota yang asri tinggallah keluarga Bawang Putih yang hidup bahagia. Keluarga yang bersahaja dalam kebersamaan di rumah mereka yang sederhana. Orangtua dan anak saling menyayangi.Saling berbagi kasih sayang penuh senyuman.

Ayah Bawang Putih, Pak Rahmad yang gagah adalah seorang pedagang jujur yang baik hati, sedangkan Ibu Bawang Putih, Bu Anni, wanita berparas ayu adalah seorang wanita berbudi. Tak heran Bawang Putih tumbuh menjadi gadis yang berhati bersih dan disukai teman-temannya.

Bawang Putih adalah gadis yang berwajah cantik, rajin membantu Ibu di rumah, suka menolong dan mudah bersahabat dengan siapa saja. Siapa yang tidak mengenal Bawang Putih yang baik hati di kompleks perumahan itu?

Di sekolah Bawang Putih  termasuk murid yang berprestasi dan disukai guru-gurunya. Namun ada satu murid yang bernama Bawang Merah yang tidak menyukainya. Ia iri dengan prestasi Bawang Putih.

Bersama temannya yang bernama Bawang Bombay, Bawang Merah suka menjahili Bawang Putih baik di kelas maupun sepulang sekolah. Megotori bangku yang di duduki Bawang Putih atau melempari dengan gulungan kertas. Namun Bawang Putih sabar menerima perlakukan itu dan selalu tersenyum.Bawang Putih benar-benar anak yang pemaaf.

Hari berganti hari. Kehidupan terus berjalan. Tak disangka sampai suatu hari, Ibu Bawang Putih jatuh sakit yang parah, sehingga nyawanya tak tertolong. Bawang Putih harus kehilangan Ibu yang sangat menyayanginya.

Menerima kenyataan ini, Bawang Putih bersedih sepanjang hari. Bawang Putih hanya bisa melampiaskan kesedihannya dengan menangis. Ayahnya berusaha menghibur, agar Bawang Putih jangan terlalu bersedih.

"Bawang Putih, iklaskan saja kepergian Ibumu dan kita doakan agar Ibumu tenang di sisi Tuhan. Ikhas ya, Nak." Bawang Putih dipeluk erat-erat oleh ayahnya yang juga merasakan kehilangan istri tercinta walau berusaha bersikap tegar..

Tak jauh dari tempat tinggal Bawang Putih, Bawang Merah tinggal bersama Ibunya, Bu Evi yang sudah menjanda cukup lama. Sejak kematian Ibu Bawang Putih, Ibu Bawang Merah suka berkunjung ke rumah Bawang Putih memberikan perhatian padanya yang masih dalam suasana kehilangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline