Lihat ke Halaman Asli

Reza Fahlevi

Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

Beradaptasi dengan Covid-19

Diperbarui: 15 Mei 2020   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi karantina virus corona, Covid-19 (Shutterstock)

PANDEMI Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan manusia secara REVOLUSIONER. Perubahan paling mencolok ialah bagaimana menjalani kehidupan sosial dan menggerakkan roda perekonomian.

Ketergantungan masyarakat terhadap kecanggihan tekonologi digital dalam menjalani kehidupan sosial dan ekonomi disesuaikan dengan tatanan protokol kesehatan yang ditetapkan WHO.

Memang sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, revolusi industri 4.0 telah menggiring perilaku kehidupan manusia yang lebih mengandalkan kecanggihan teknologi. Sejak Covid-19 mewabah, manusia secara alamiah menjalani kehidupannya dengan memanfaatkan berbagai fasilitas teknologi yang sedang digandrungi dunia.

Belanja online, mau makan juga pesan online. Kegiatan belajar mengajar juga online, bekerja pun juga demikian: bisa work from home, berkolaborasi, meeting melalui layanan video call, pun demikian dengan kegiatan keagaamaan tidak lagi berlangsung di rumah ibadah. Semuanya berlangsung secara online.

Masa pandemi dengan berbagai tuntutan physical distancing dan sejumlah protokol kesehatan telah melahirkan perilaku konsumen baru, tetapi di satu sisi ternyata membuka peluang di sektor bisnis perbankan dan jasa keuangan untuk memacu pemasaran.

Sekarang juga merupakan saat yang tepat bagi bisnis kuliner, kebutuhan rumah tangga, farmasi, perangkat IT untuk support video call, perbankan, finansial, dan servis keuangan untuk melakukan pemasaran. Para pemain di industri tersebut, dapat memanfaatkan ruang digital untuk melakukan promosi kepada pengguna loyal, bahkan menjangkau pengguna baru.

Pada saat seperti ini, mayoritas masyarakat cenderung memilih transaksi non tunai untuk menghindari penularan Covid-19. Pandemi ini juga menyebabkan kepanikan di pasar keuangan.

Banyak industri yang merasakan dampak dari situasi ini, misalnya pariwisata yang tentu saja juga berdampak terhadap hotel, travel, makanan dan minuman, serta hiburan.

Akibat jarangnya orang berpergian, kendaraan mereka lebih banyak tidak terpakai, sehingga industri otomotif juga terpukul.

Sektor lain yang secara tidak langsung juga terdampak ialah sektor pertambangan. Meskipun tidak mengganggu operasional produksi, namun kegiatan logistik pengiriman hasil tambang akan terganggu dengan aturan PSBB di sejumlah daerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline