Lihat ke Halaman Asli

Karnita

TERVERIFIKASI

Guru

Wahai Polri, Kami Menanti Kesungguhan Reformasi Humanis!

Diperbarui: 9 September 2025   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim, (5/9/2025).Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Wahai Polri, Kami Menanti Kesungguhan Reformasi Humanis!

"Kritik bukan musuh, melainkan jembatan menuju perubahan yang bermakna."

Oleh Karnita

Pendahuluan

Apa yang sesungguhnya rakyat harapkan dari Anda, Polri, di tengah demokrasi yang terus bertumbuh? Pertanyaan ini kembali mencuat setelah publik ramai membicarakan tuntutan agar kepolisian lebih humanis, profesional, dan modern. Di tengah sorotan itu, isu pendekatan represif aparat menjadi relevan karena berkait langsung dengan hak konstitusional masyarakat.

Mengapa tuntutan ini begitu mendesak? Publik menyodorkan paket “17+8” tuntutan yang terang benderang: hentikan kekerasan, bebaskan demonstran, dan lakukan reformasi kepemimpinan. Bagi rakyat, ini bukan sekadar desakan emosional, melainkan bentuk kegelisahan kolektif yang lahir dari pengalaman panjang berhadapan dengan aparat di jalanan.

Bagaimana seharusnya Anda menjawab suara rakyat ini? Relevansinya jelas: tanpa reformasi berbasis humanis, jarak antara aparat dan rakyat akan semakin melebar. Karena itu, refleksi berikut mencoba menimbang janji-janji reformasi sekaligus mengajak kita semua untuk bertanya: apakah Polri sungguh-sungguh akan berubah?

1. Tuntutan Humanisasi Polisi

Rakyat sudah terlalu sering melihat wajah represif Anda di jalanan. Mereka menuntut agar polisi tampil humanis, menahan diri, dan tetap profesional dalam menjaga ruang publik. Humanisasi bukan lagi pilihan tambahan, tetapi kebutuhan mendesak agar marwah kepolisian kembali tegak.

Kekerasan hanya menumbuhkan trauma kolektif yang membuat jarak semakin lebar antara polisi dan rakyat. Setiap tindakan berlebihan akan menjadi noda yang sulit dihapus dari ingatan publik. Rakyat ingin polisi yang menenangkan, bukan menakutkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline