Lihat ke Halaman Asli

Darkim bin Arsabesari

Pengangguran Terselubung

Puisi: Ijinkan untuk Sejenak, Aku Mencurahkan Kepiluan di Hati Ini Keadamu, Angin Senja

Diperbarui: 24 Februari 2024   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay. Com

Kesedihan ini seumpama paku bumi, menghujam sangat dalam kelubuk hati, menimbulkan perih menyayat sanubari, membekas luka tanpa terobati. 

Tangisku memenuhi siang dan malam, tidurku sangat sebentar, mata terpejam namun hati dan pikiran di sandera kecemasan. 

Dimanakah engkau buah hatiku, telah berbilang pekan hilang dari pandangan, meninggalkan aku yang engkau sangka tidak lagi sayang. 

Bayanganmu tak mampu lagi aku sentuh

Rinduku hanya gurauan angin yang berlalu

Sebenarnya aku sangat tidak ingin memelihara pedih, namun ia datang bahkan selalu datang ketika senja menjelang. mengajakku bercanda, padahal airmataku telah tumpah. Sungguh teramat dalam sesalku. 

Aku yang tak mampu memeliharamu, mendidikmu, mencukupi segala apa yang engkau butuh. 

Maafkan aku, uluran kembali tangan mungilmu, untuk menyentuh segala sedih dan segala sesal hatiku. 

Hanya kepada angin senja aku berani bercerita, hanya kepada makhluk ciptaan Tuhan yang tak pernah menyiarkan rahasia aku curahkan kepedihan ini. 

#####

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline