Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

2020 Best in Citizen Journalism

Hutan dalam Pohon, Ide Sederhana Menambah Pabrik O2 di Lahan Terbatas Perkotaan

Diperbarui: 23 April 2016   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pohon Ketapang (Terminalia catappa)"][/caption] Kalau istilah pohon dalam hutan, mungkin sudah biasa kita dengar bahkan ketahui bentuk dan perwujudannya, tapi kalau hutan dalam pohon....? Nah ini dia yang kepingin saya share....

Kebetulan saya sekarang tinggal di Kota Banjarmasin, salah satu kota yang menurut saya cukup panas dengan rata-rata suhu udara siang hari berkisar antara 26-33 derajat, sehingga bikin gerah atau ungkeb (bhs jawa) mungkin karena kelembaban udara yang tinggi. Iklim Kota Banjarmasin yang menurut saya lumayan ekstrem ini dipengaruhi oleh posisi Kota yang berada di dataran rendah, bahkan teramat rendah karena kabarnya posisinya sekarang 60-80cm dibawah permukaan air laut. Posisi ini menyebabkan wilayah Kota Banjarmasin dan sekitarnya didominasi oleh kantong-kantong lahan basah berupa sungai dan rawa-rawa lebak dengan kedalaman bervariasi.

[caption caption="Lahan rawa lebak di daerah Sungai Lulut, Kota Banjarmasin"]

[/caption]

Keberadaan lahan basah yang mendominasi sebagian besar wilayah Kota Banjarmasin, juga memberi kontribusi besar terhadap  panas dan tingginya kelembaban udara Kota Banjarmasin. Menurut tetangga saya yang asli urang banjardan kebetulan mengajar ilmu alam di sebuah madrasah, logikanya begini berbeda dengan daratan yang cepat menyerap panas dan cepat melepas panas, sifat air sebaliknya, lambat menyerap panas dan lambat pula melepas panas. Ini yang terjadi di Banjarmasin. Jadi, stabilnya panas suhu udara  dipicu oleh pelepasan panas secara perlahan oleh air yang menggenangi sebagian besar Kota Banjarmasin (logika mudahnya, Kota Banjarmasin seperti berada di atas bejana perebus air yang direbus di tempat terbuka di siang hari bolong! Kebayang kan gimana rasanya....he...he...he...) dan puncak pelepasan panas akan terjadi ketika matahari mulai menghilang atau ketika malam tiba. Jadi jangan dikira bila malam hari suhu udara akan turun! Justru semakin gerah dan pengap. 

Selain itu, panas suhu udara juga disebabkan oleh terbatasnya tegakkan vegetasi tanaman pelindung yang seharusnya tumbuh diseputar kota yang kesegaran hijau daunnya tidak hanya meneduhkan dan menyejukkan mata saja, tapi juga berfungsi sebagai penyerap CO2 sekaligus produsen O2 plus sebagai filterdari tajamnya tusukan sinar matahari siang yang terkadang bisa sampai ke tulang! ...he...he...Hiperbol ya...!

[caption caption="Komplek perumahan di tengah rawa lebak"]

[/caption]

Keterbatasan tegakan tanaman pelindung di Kota Banjarmasin secara umum disebabkan oleh keterbatasan lahan daratan yang ada dan komitmen pembangunan yang kurang berpihak pada sisa-sisa tegakkan pohon yang masih ada. Sebagai salah satu contoh, desain pembangunan jalan layang Gatot Subroto dan pelebaran akses Jalan A. Yani sebagai penunjangnya beberapa waktu yang lalu tanpa disadari telah melenyapkan puluhan pohon-pohon pelindung produktif yang ada di sekitarnya.  Dilematis !? Terserah deh mau di sebut apa.....

Berangkat dari fragmentasi "panas" ala Kota Banjarmasin itulah muncul ide untuk menambah pabrik O2 di lahan sempit seperti lingkungan rumah tinggal saya. Di rumah saya yang tanpa halaman, untungnya ada pohon ketapang yang tumbuh sendiri di sela-sela dinding pagar dengan selokan. Pohon ketapang inilah yang menjadi obyek ide iseng saya.

[caption caption="Anggrek ini tumbuh dalam jepitan batang pohon ketapang"]

[/caption]

Awalnya saya menempelkan atau lebih tepatnya menaruh beberapa batang tanaman anggrek di sela-sela dua batang pohon ketapang (Terminalia catappa), jadi seolah-olah batang anggrek dan akarnya seperti dijepit oleh kedua batang tadi. Eh...lha kok batangnya tumbuh dan lama-kelamaan mengeluarkan bunga, putih kecoklatan.begitu juga dengan anggrek kedua yang saya tempelkan diatasnya. Berbunga indat pada waktunya....

[caption caption="Cantikkan bunga angreknya?"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline