Menyelami Nilai Hakikat dari 3 Pilar Filsafat Ilmu
Ilmu pengetahuan pada dasarnya tidak hanya berbicara tentang kumpulan data dan teori, tetapi juga tentang pemahaman mendasar mengenai asal-usul, cara, dan tujuan ilmu itu sendiri. Filsafat ilmu ada untuk menggali mengkaji lebih dalam hakikat pengetahuan melalui tiga pilar utamanya yaitu, ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang masing-masing membuka jalan bagi manusia untuk memahami apa yang dipelajari, bagaimana kebenaran dicapai, serta untuk apa ilmu digunakan dalam kehidupan.
Lahirnya  perkembangan  keilmuan tidak  terlapas  dari  cara  berpikir  filsafat  yang tidak  pernah  puas  terhadap  sesuatu  yang  telah  ada, sehingga  terus  berupaya untuk mencari dan menemukan  sesuatu  hal  yang  perlu  mendapatkan  pembaharuan  dan  menggali  yang  belum terungkap  dengan  baik (Pertiwi dkk, 2024). Filsafat secara etimologis berasal dari philod  atau philia yang mempunyai arti cinta, persahabatan, dan dari kata Sophos atau shopia yang mempunyai arti hikmah, kebijaksanaan, dan pengetahuan. Jadi bisa didiartikan filsafat ini sebagai cinta kebijaksanaan atau pemikiran yang sistematis (Aprita & Adhitya, 2020). Ruang lingkup filsafat meliputi segala sesuatu yang berada dalam pikiran manusia yang sangat luas baik bersifat materi ataupun bersifat abstrak immaterial. Filsafat dikenal sebagai ilmu yang memecahkan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu-ilmu khusus (Yudhanegara, dkk, 2024).
Mengenal filsafat melalui 3 pilar yaitu, ontologi, epistemologi dan aksiologi menjadi landasan penting keberadaan ilmu pengetahuan. Ontologi Adalah cabang filsafat yang membahas hakikat kehidupan tentang keberadaan, hakikat benda atau sesuatu yang ada. Ontologi berupaya menemukan hakikat yang melekat pada semua realitas atau menjelaskan apa yang ada dalam segala bentuk. Objek kajiannya Adalah apa yang ada dan tidak terikat pada suatu perwujudan tertentu (Yudhanegara, dkk, 2024).
Epistimologi dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai cabang ilmu filsafat yang membahas tentang landasan dan batasan ilmu pengetahuan serta menjelaskan bagaimana seseorang dapat mencapai keberadaan suatu ilmu dengan memahami keberadaan ilmu itu sendiri. Sedangkan aksiologi Adalah penerapan ilmu dalam kehidupan manusia  atau kajian nilai-nilai  dan membahas tujuan dari pengetahuan.  Aksiologi menyoroti 2 hal utama, yaitu nilai etis (cara agar ilmu digunakan dengan baik dan tidak merugikan manusia) dan nilai praktis (jangkauan ilmu memberi manfaat nyata bagi kehidupan) (Yudhanegara, dkk, 2024).
Memahami 3 pilar filsafat ilmu tadi memberikan pandangan bahwa  pengetahuan tidak hanya menyoroti data dan teori, tetapi juga menggali asal-ususl, tujuan, dan cara mendapatkannya. Akar filsafat yang berarti "cinta kebijaksanaan" menunjukkan bahwa ilmu selalu lahir dari sikap kritis dan keinginan untuk mencari kebenaran yang lebih dalam. Ontologi membahas hakikat keberadaan, epistemologi meneliti cara dan batasan memperoleh pengetahuan, sedangkan aksiologi menekankan nilai etis dan praktis dalam penerapan ilmu bagi kehidupan. Dengan demikian, filsafat ilmu membantu manusia untuk tidak hanya memahami realitas, tetapi juga menggunakan pengetahuan secara hakikat, bijak dan bermanfaat.
Daftar Pustaka
Pratiwi, U., Karneli, Y., & Marsidin, S. (2024). Pemahaman mendasar tentang hakekat ilmu dalam  tinjauan filsafat: Ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Jurnal Pendidikan Siber Nusantara, 2(2), 74-80.
Serlika Aprita, S. H., Rio Adhitya, S. T., & SH, M. K. (2020). Filsafat Hukum. PT. RajaGrafindo Persada-Rajawali Pers.
Yudhanegara, F., Arifuddin, Q., Muhtar, M. H., Yani, M. A., Amalia, M., Judijanto, L., & HR, M. A. (2024). Pengantar Filsafat Hukum: Sebuah Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Ilmu Hukum. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI