Lihat ke Halaman Asli

Diversifikasi Pepaya di Desa Ponggok, Solusi Kreatif Tingkatkan Kesejahteraan Kelompok Tani Lumpang Sewu dengan Mendukung SDGs 8, dan 12

Diperbarui: 22 September 2025   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENGABDIAN MASYARAKAT: Kelompok Tani Lumpang Sewu Desa Ponggok dilatih membuat abon, keripik, permen, dan eco-enzyme dari pepaya

Kelompok Tani Lumpang Sewu, Desa Ponggok, Kabupaten Blitar mengikuti pelatihan diversifikasi olahan pepaya pada Minggu (22/7). Kegiatan ini bertempat di Bangsal Desa Ponggok dan dihadiri oleh para anggota kelompok tani Lumpang Sewu beserta pendamping kegiatan yaitu dosen dan mahasiswa Bioteknologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Pelatihan tersebut bertujuan untuk memanfaatkan hasil panen pepaya yang melimpah agar tidak hanya dijual dalam bentuk segar, melainkan juga diolah menjadi produk bernilai tambah sehingga dapat mendukung SDGs 8 dan 12.

Peserta diajarkan teknik pembuatan berbagai olahan pepaya, seperti abon pepaya, keripik pepaya, permen pepaya, serta eco-enzyme dari limbah buah pepaya. Setiap tahapan diperagakan secara langsung dan peserta membantu seluruh proses pembuatannya sehingga peserta bisa mempraktikkannya sendiri di kemudian hari. Suasana kegiatan berlangsung aktif dan penuh antusiasme karena peserta bersama-sama menghasilkan produk jadi. Inovasi ini diharapkan membuka peluang usaha baru yang dapat meningkatkan pendapatan petani.

Salah satu peserta, yaitu Ibu Utami memberikan respon positif terhadap kegiatan ini. Beliau menyampaikan bahwa, "Sebelumnya kami belum pernah membuat olahan seperti ini. Kegiatannya sangat bermanfaat karena kami jadi mampu membuat produknya secara mandiri. Kami mau menjual produknya agar bisa menambah penghasilan, sepertinya saya mau membuat permen dari pepaya. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut untuk mendukung perekonomian warga" ujarnya. Testimoni ini menunjukkan bahwa pelatihan benar-benar memberikan keterampilan baru sekaligus motivasi untuk berwirausaha.

Diversifikasi olahan pepaya ini tidak hanya memberikan nilai tambah ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan lingkungan melalui pembuatan eco-enzyme. Limbah pepaya kemudian mampu menghasilkan produk ramah lingkungan yang bermanfaat untuk kebersihan dan pertanian organik. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs 8 dan 12), yakni mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif sekaligus memastikan pola produksi yang berkelanjutan.

Kegiatan ditutup dengan komitmen dari Kelompok Tani Lumpang Sewu untuk melanjutkan produksi secara mandiri. Mereka bersepakat untuk mengembangkan produk pepaya olahan menjadi usaha bersama dan menjajaki peluang pemasaran lebih luas. Dengan adanya pelatihan ini, kelompok tani Lumpang Sewu optimis mampu mandiri dan meningkatkan kesejahteraan melalui inovasi olahan pepaya. Kelompok tani Lumpang Sewu juga mengucapkan terimakasih kepada DPPM Kemdiktisaintek 2025 dan Universitas Negeri Malang sehingga kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat terlaksana dengan baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline