12 September 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyelenggarakan sebuah forum penting yang mempertemukan para pemangku kepentingan pendidikan: mulai dari pejabat, akademisi, guru, fasilitator komunitas, hingga perwakilan generasi muda. Acara ini digelar langsung di kantor Kemendikdasmen, Jakarta, dan menjadi ruang berbagi gagasan demi menyiapkan generasi emas Indonesia di abad ke-21.
Acara diawali sambutan dari Bapak Praptono, Kepala BBPMP Jawa Timur, Bapak Anang Ristanto, Kepala Biro Komunikasi dan Humas Kemendikdasmen, serta Bapak Ma'ruf, Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Komunikasi dan Media.
Dalam sambutannya, Bapak Ma'ruf menekankan bahwa "Segala kegiatan pendidikan harus didukung penuh oleh masyarakat, termasuk anak-anak muda yang berperan dalam menciptakan generasi emas abad 21."Ia mencontohkan inisiatif sederhana namun berdampak, seperti mengajak belajar bersama, yang dapat menjadi langkah awal menuju perubahan.
Dr. Rahmawati, Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen, menyoroti pentingnya asesmen dalam mendukung kurikulum yang berorientasi pada kompetensi. Menurutnya, "Nama belajar itu sudah ada siklusnya. Kita punya cita-cita, tapi apa sebenarnya maksud dari cita-cita itu? Standar kelulusan seperti apa yang ingin dicapai? Dan bagaimana sistem mendukung pencapaian itu?"
Beliau memberi analogi sederhana tentang pengelolaan uang jajan. Seorang anak perlu tahu mana kebutuhan, mana keinginan, serta tujuan penggunaan uang tersebut. Begitu pula dalam pendidikan: sistem harus mengajarkan peserta didik cara mengelola tujuan dan prioritas belajar.
Ibu Fitriana, guru SDN Sukapura 01, berbagi pengalaman nyata dari kelas, tentang bagaimana kurikulum dan asesmen bisa diimplementasikan dalam praktik pembelajaran sehari-hari.
Ibu Dinnar Tasmulaylisyah, fasilitator Sidina Community, menekankan peran komunitas pendidikan dalam memperkuat proses belajar kolaboratif.
Alexa, Duta SMA Nasional 2025, hadir mewakili suara generasi muda. Ia menegaskan bahwa siswa tidak hanya menjadi objek pendidikan, melainkan juga subjek yang bisa menginisiasi gerakan belajar bersama.
Menuju Pendidikan yang Berkelanjutan
Dari rangkaian gagasan ini, tampak bahwa pendidikan di abad 21 bukan sekadar soal tes Kemampuan Akademik atau capaian nilai. Lebih dari itu, pendidikan menekankan pada sistem yang berkelanjutan, membentuk karakter, serta menyiapkan siswa menjadi manusia yang kritis dan adaptif.
Acara di Kemendikdasmen ini memberikan sinyal kuat bahwa Indonesia sedang bergerak menuju sistem pendidikan yang lebih partisipatif. Dukungan masyarakat, guru, komunitas, hingga generasi muda akan menjadi kunci. Sebagaimana dikatakan para narasumber, belajar itu sebuah siklus panjang, dan pendidikan adalah investasi untuk masa depan bangsa.