Di kampung halaman saya, ada sebuah cerita yang seringkali luput dari sorotan. Cerita tentang perjuangan para wanita kader desa yang menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan ibu hamil.
Salah satu dari mereka adalah saudara saya sendiri, seorang kader posyandu di RW 01 Desa Narawita, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Melalui kisahnya, saya memahami betapa penting dan tulusnya peran mereka. Mereka bukan sekadar relawan, melainkan sosok yang menjadi jembatan antara masyarakat dan fasilitas kesehatan.
Setiap hari, para kader ini berinteraksi langsung dengan warga. Mereka tahu siapa saja yang baru menikah, yang sedang hamil, atau yang memiliki bayi. Kedekatan inilah yang membuat mereka dipercaya.
Mereka memahami budaya, kebiasaan, dan kondisi sosial ekonomi setiap keluarga. Kepercayaan ini adalah modal utama mereka. Tanpa itu, bimbingan yang mereka berikan tidak akan pernah didengar, apalagi diikuti.
Peran mereka jauh lebih kompleks dari sekadar mengukur berat badan atau mencatat data. Mereka adalah pemberi informasi, pembimbing, dan pendukung moral bagi ibu hamil dan keluarganya.
Di tengah keterbatasan akses dan minimnya pengetahuan, para kader hadir sebagai sumber informasi terpercaya yang bisa diandalkan kapan saja. Mereka memastikan bahwa tidak ada satu pun ibu hamil yang terlewatkan dari perhatian.
Tujuan utama dari semua kerja keras ini adalah memastikan setiap ibu hamil dapat menjalani masa kehamilan dengan aman dan sehat, hingga persalinan tiba.
Mereka membantu merubah perilaku masyarakat, dari yang awalnya mungkin abai menjadi lebih peduli terhadap pentingnya pemeriksaan rutin.
Mereka meyakinkan ibu hamil untuk rutin ke Posyandu atau Puskesmas, minum tablet tambah darah, dan mengenali tanda-tanda bahaya pada kehamilan.
Posyandu di RW 01 Desa Narawita ini bekerja sama erat dengan Puskesmas Cicalengka dan pemerintah desa.