Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Wakil Rakyat Gembung, Rakyat Terjepit: Kedaulatan di Jalanan

Diperbarui: 16 September 2025   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan Gatot Soebroto arah Slipi, Jakarta ditutup massa aksi yg menggelar demo di Gedung DPR, Jumat (29/8/2025) sore. | KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA

Kedaulatan seolah hanya menjadi slogan kosong. Di gedung-gedung megah, para wakil rakyat duduk nyaman, membuat keputusan yang tidak selalu berpihak pada rakyatnya. Sementara itu, di luar sana, jutaan rakyat berjuang mati-matian hanya untuk bertahan hidup. 

Kesenjangan ini terus melebar, menciptakan jurang yang dalam antara yang di atas dan yang di bawah. Inilah yang menjadi akar masalah dari semua gejolak yang terjadi belakangan ini.

Pada saat ini, kantor DPR RI dan DPRD di seluruh Indonesia menjadi saksi bisu kemarahan rakyat. Ribuan orang datang, bukan untuk merusak, melainkan untuk menuntut. 

Mereka datang membawa suara yang selama ini diabaikan, suara dari hati yang terluka dan kecewa. Demo di DPR ini bukanlah aksi tanpa alasan. 

Ini adalah puncak dari kekecewaan yang telah menumpuk selama bertahun-tahun. Ketimpangan sosial dan ekonomi menjadi alasan utama mengapa rakyat turun ke jalan.

Para pendemo datang karena mereka merasa tidak ada lagi yang bisa diandalkan. Mereka merasa suara mereka tidak lagi didengar di dalam gedung-gedung pemerintahan. 

Jadi, mereka membawa suara itu ke jalanan, ke depan gerbang DPR. Mereka percaya bahwa kedaulatan masih di tangan rakyat, dan jalanan adalah satu-satunya tempat di mana kedaulatan itu bisa diwujudkan.

Kesenjangan yang Menganga: Tunjangan Naik, Nasib Rakyat Terjepit

Kesenjangan sosial ekonomi di negara ini semakin nyata. Di satu sisi, ada para wakil rakyat yang menikmati kenaikan tunjangan yang luar biasa. 

Tunjangan-tunjangan itu meningkat jor-joran, bahkan ada isu tunjangan rumah yang jumlahnya segunung. Angka-angka ini sangat fantastis dan sulit dipercaya. Sementara di sisi lain, nasib rakyat kecil semakin terjepit. Hidup terasa semakin sulit.

Lapangan kerja semakin susah ditemukan. Banyak perusahaan yang gulung tikar, sementara lapangan kerja baru tidak muncul. Pendapatan masyarakat bawah terus menurun, membuat mereka sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline