Pernahkah kamu dihukum karena terlambat datang ke sekolah atau diberi hadiah ketika berhasil meraih juara pertama? Hukuman dan hadiah merupakan buah atau hasil dari perbuatan yang kita lakukan. Hal inilah yang disebut karmapala. Karmapala berasal dari bahasa Sansekerta dari kata karma yang berarti perbuatan baik atau buruk serta phala yang berarti hasil atas perbuatan. Karmapala menunjukkan hasil atau akibat dari tindakan baik atau buruk yang telah dilakukan seseorang. Karmapala terdiri atas tiga jenis yakni,
- Sancita Karmapala, yaitu hasil dari semua perbuatan di kehidupan sebelumnya yang dinikmati sekarang. Misalnya karma baik di kehidupan terdahulu akan memberikan hasil baik di kehidupan sekarang begitu juga sebaliknya, karma buruh di kehidupan terdahulu akan memberikan hasil buruk di kehidupan sekarang.
- Prarabda Karmapala, yaitu hasil dari semua perbuatan sekarang dinikmati sekarang. Prarabda karmapala merupakan bagian dari karma yang paling cepat berpengaruh dan sering dianggap menentukan apa yang dialami saat ini.
- Krymana Karmapala, yaitu hasil dari perbuatan di kehidupan sekarang hasilnya dinikmati di kehidupan selanjutnya. Ini adalah karma yang sedang diciptakan dan akan menentukan pengalaman di kehidupan yang akan datang.
Ketiga bagian karmapala ini memberikan penjelasan secara sebab akibat bagaimana sebab dan akibat bekerja dalam kehidupan manusia menurut hukum Hindu di mana semua perbuatan memiliki konsekuensinya masing-masing yang bisa terjadi di waktu yang berbeda-beda.
      Selain ketiga jenis karmapala di atas, terdapat juga jenis-jenis karma yang terdiri atas tiga bagian yakni karma fisik, karma mental, dan karma spiritual. Karma fisik adalah karma yang berhubungan dengan tubuh fisik manusia dan tindakan yang dilakukan secara jasmani. Karma mental adalah karma yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan emosi seseorang. Yang terakhir, karma spiritual adalah karma yang berkaitan dengan aspek spiritual seseorang termasuk tindakan dan niat yang menyangkut perkembangan, kesadaran, hubungan dengan Tuhan dan alam semesta, serta upaya menggapai pencerahan dan pembebasan.
      Terdapat beberapa karma yang dianggap benar dan suci serta penuh nilai kemanusiaan menurut ajaran Hindu yang disebut Sat Karma. Sat Karma adalah aktivitas atau perbuatan yang didominasi oleh nilai-nilai luhur dan mulia. Bagian-bagian Sat Karma yakni,
- Satya, yang berarti kejujuran atau kebenaran.
- Dharma, yang berarti kebajikan atau kewajiban moral.
- Prema, yang berarti cinta kasih atau kasih sayang.
- Santhi, yang berarti kedamaian atau ketenteraman.
- Ahimsa, yang berarti tidak menyakiti makhluk lain atau berprinsip tanpa kekerasan.
Setelah mengetahui mengenai pengertian dan jenis-jenis karmapala yang berhubungan dalam menentukan kebahagiaan seseorang kita akan membahas mengenai peran pemerintah dalam mewujudkan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak hanya berasal dari faktor internal tetapi juga dari faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang menentukan kebahagiaan manusia yaitu pemerintah atau yang sering disebut juga sebagai guru wisesa dalam ajaran catur guru. Ada beberapa peran pemerintah dalam ajaran Tri Hita Karana yakni,
- Pawongan, pemerintah menyediakan layanan dan fasilitas yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah dapat mewujudkan kebahagiaan dalam pawongan.
- Palemahan, pemerintah dapat membuat kebijakan yang baik untuk mengelola sumber daya alam sehingga tidak terjadi pencemaran serta kepunahan bagi spesies tertentu. Hal ini menunjukkan peran pemerintah dalam bidang palemahan.
- Parhyangan, pemerintah mendukung kebijakan bebas beragama hal ini tertuang dalam UUD 1945 Republik Indonesia Pasal 29, ayat (2) yang menyatakan "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap pendudukan untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya."
Sebagai seorang pemimpin yang baik haruslah memiliki jiwa kepemimpinan yang baik pula. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin agar dapat disebut sebagai pemimpin yang baik. Hal-hal ini dikenal dengan sebutan Asta Brata atau delapan kualitas pemimpin.
- Indra Brata, yang berarti pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membuat rakyat menjadi makmur dan kemakmuran yang diciptakan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat secara merata.
- Yama Brata, yang berarti pemimpin harus memiliki jiwa yang adil atau tidak pandang bulu terhadap seluruh rakyatnya.
- Surya Brata, yang berarti pemimpin harus memiliki jiwa yang dapat memberikan pendidikan atau informasi kepada masyarakatnya.
- Candra Brata, yang berarti seorang pemimpin harus memiliki jiwa yang lemah lembut dan penuh kasih dan sayang.
- Bayu Brata, yang berarti bahwa pemimpin harus dapat mencari dan memberikan solusi yang paling baik dan paling kecil risikonya terhadap kehidupan rakyatnya.
- Baruna Brata, yang berarti pemimpin harus bersikap bijaksana untuk menghadapi semua masalah dan persoalan yang ada.
- Agni Brata, yang berarti pemimpin harus dapat mengambil keputusan yang paling tepat dan paling baik saat terjadi masalah.
- Kuwera Brata, yang berarti pemimpin harus dapat menghemat dan bijaksana dalam mengelola sumber daya alam serta sumber daya manusia yang dimilikinya.
Demikian merupakan bagian-bagian dari Asta Brata yang menjadi tolak ukur seorang pemimpin yang baik dan berkualitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI