Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

"Penting" tapi "Gratis": Peran Kesehatan Cuma-Cuma bagi Siswa

Diperbarui: 12 Agustus 2025   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemeriksaan kesehatan gratis anak sekolah di SMP Plus Al Ghifari, Kota Bandung, pada Selasa (12/8/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Setiap tahun ajaran baru, ada agenda yang selalu dinantikan di SMP Plus Al Ghifari Kota Bandung yaitu pemeriksaan kesehatan gratis. 

Program ini selalu dikemas dengan narasi yang begitu mulia, seolah-olah menjadi bukti nyata kepedulian pemerintah terhadap kesehatan generasi muda. 

Namun, di balik label "gratis" yang menarik, terselip sebuah pertanyaan mendasar, apakah kesehatan bisa dibangun dengan fondasi yang hanya diletakkan setahun sekali? Apakah sebuah bangunan bisa kokoh jika tiangnya dipasang hanya dalam dua hari?

Pemeriksaan kesehatan ini dijadwalkan selama dua hari, dari Senin 11 Agustus hingga Selasa 12 Agustus 2025. Waktu yang sangat singkat untuk menjangkau seluruh siswa. 

Di tengah padatnya jadwal sekolah, dua hari terasa seperti sebatas formalitas, sebuah acara yang harus diselesaikan untuk memenuhi tuntutan laporan. 

Ini bukan tentang meragukan niat baik, tetapi tentang mempertanyakan efektivitas. Kesehatan adalah sebuah proses berkelanjutan, bukan acara tahunan.

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Puskesmas Rusunawa Arcamanik Kota Bandung, pihak sekolah, para guru, dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Al Ghifari. 

Sinergi ini memang penting, tapi seberapa jauh peran masing-masing pihak di luar jadwal dua hari tersebut? Apakah UKS dilengkapi dengan sumber daya yang memadai untuk memantau kesehatan siswa setiap hari? Ataukah mereka hanya menjadi panitia pelaksana program yang sifatnya musiman?

Nandang Sutiana, S.Pd.I, Kepala SMP Plus Al Ghifari, menyebutkan bahwa program ini adalah bagian dari upaya deteksi dini. Tentu saja, deteksi dini itu penting. 

Tetapi, bagaimana dengan masalah kesehatan yang muncul di bulan November, Februari, atau Juni? Apakah siswa harus menunggu sampai program "penting" ini kembali lagi di tahun depan? 

Program ini memberikan kesan "penting", tetapi pelaksanaannya yang "gratis" dan sekali setahun membuatnya terasa seperti solusi instan untuk masalah jangka panjang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline